Senin, 16 November 2015

PSIKOLOGI BELAJAR MENURUT KURT LEWIN


sumber: www.azquotes.com
Kurt Lewin termasuk Neo-Gestalt, yamg merupakan perkembangan lebih lanjut dari Gestalt. Seperti telah dijelaskan bahwa Gestalt semula timbul dalam hal persepsi, kemudian berkembang ke bidang-bidang yang lain termasuk dalam psikologi belajar. Kurt Lewin lebih dikenal dalam bidang psikologi kepribadian daripada dalam hal persepsi., karena memang Kurt Lewin membawa pengertian Gestal dalam segi kepribadian. Namun di samping itu Kurt Lewin juga mempunyai pendapat sekitar masalah belajar. Prinsip-prinsip Gestalt diakui berlakunya oleh Gestalt.

1 Struktur Kepribadian
Menurut Lewin pribadi itu selalu ada dalam lingkungan psikologis tertentu. Keduanya merupakan suatu Gestalt yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Pribadi dan lingkungan psikologis itu bersama-sama merupakan ruang hidup (live space) individu.

Daerah pribadi ada dua daerah yang pokok, yaitu:
  1. daerah perseptual motorik
  2. daerah dalam pribadi
Daerah perseptual motorik merupakan daerah yang menghubungkan pribadi dengan dunia luar. Individu berhubungan dengan dunia luarnya dengan fungsi persepsi (alat indera) dan fungsi motorik. Daerah dalam pribadi terdiri atas bermacam-macam daerah (region), tergantung atas banyaknya kebutuhan atau fungsi psikologis yang berfungsi.
Lingkungan psikologis ialah lingkungan sebagaimana halnya seseorang, lingkungan yang dihayati atau dialami oleh seseorang. Karena itu lingkungan psikologis itu sifatnya subjektif. Lingkungan yang secara objektif sama, tapi secara subjektif dapat berbeda-beda artinya. Misalnya segelas air itu akan sangat berarti bagi yang haus, tetapi tidak menarik bagi yang baru saja minum es, seekor kucing akan menarik bagi orang-orang yang senang kucing, tetapi tidak menarik bagi mereka yang tidak senang pada kucing, dsb.
Konsep dasar bagi Lewin telah mengenai life space suatu ruang hidup, yaitu keseluruhan kejadian yang mempengaruhi individu. Life space individu meliputi yang lampau, sekarang, dan yang akan datang. Menurut Lewin ketiga kejadian atau hal ini mempengaruhi individu dalam berperilaku dalam suatu waktu tertentu.
Kejadian yang lampau mempengaruhi individu melalui pengalaman individu dalam hal sukses (keberhasilan), kegagalan, dsb. Ini mempengaruhi tujuan individu sekarang, cara-cara mencapai tujuannya. Life space ini tergantung pada pengalaman seseorang. Makin banyak pengalaman seseorang akan makin banyak atau luas life space-nya.

2. Dinamika Kepribadian
Dalam membahas dinamika kepribadian Lewin menggunakan konsep-konsep dan istilah-istilah dari ilmu pengetahuan alam, yaitu: energi, tegangan (tension), kebutuhan
(need), valensi, dan vector atau fores.

Energi
Lewin berpendapat bahwa setiap kerja atau gerak individu itu selalu menggunakan energi. Pribadi dipandangnya sebagai system energi. Energi yang menyebabkan kerja psikologis disebutnya sebagai psikis.

Tegangan (tension)
Tegangan dalam pribadi timbul apabila distribusi energi psikis diantara daerah-daerah (region-region) dalam diri individu tidak seimbang. Kejadian yang membuat distribusi energi psikis itu seimbang kembali disebut proses psikologis (berfikir, mendapat sesuatu).


Kebutuhan (need)
Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan meningkatnya tegangan. Hal tersebut dapat berupa:
  1. keadaan fisiologik, misalnya haus, lapar
  2. keinginan akan sesuatu, misalnya ingin motor Honda, sepatu.
  3. Keinginan untuk mengerjakan sesuatu, misalnya keinginan nonton film, pacaran.
Valensi
Valensi adalah nilai atau arti lingkungan psikologis bagi seseorang. Ada 2 macam valensi, yaitu:
  1. Valensi positif. Sesuatu yang mempunyai valensi positif apabila sesuatu itu menyebabkan berkurangnya atau hilangnya tension jika seseorang mendapatkan sesuatu itu, dan akan menaikkan tension apabila seseorang itu terhambat untuk mendapatkannya. Misalnya makanan bagi orang lapar, atau kucing bagi orang yang senang kucing.
  2. Valensi negative. Sesuatu mempunyai valensi negative apabila sesuatu itu menyebabkan naiknya tension seseorang apabila seseorang mendekatinya, dan sebaliknya akan mengurangi tension apabila seseorang menjauhinya. Misalnya kucing bagi orang yang tidak senang kucing.

Vektor atao force
Valensi bukanlah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak dalam lingkungan psikologisnya, tetapi hanya memberi arah gerakan. Yang mendorong adalah vektor. Suatu gerakan (locomotion) akan terjadi apabila ada kekuatan yang cukup kuat, dan vektor ini berkaitan dengan kebutuhan.
Apabila dalam diri seseorang ada dua vektor yang berkerja, dan dua vector itu dalam keadaan seimbang, maka akan terjadi konflik pada diri individu yang bersangkutan.
Kurt Lewin mengemukakan ada tiga macam konflik yang dapat terjadi, yaitu:
  1. konflik antara dua keadaan yang kesemuanya disetujui (approach-aproach conflict).
  2. konflik antara dua hal atau keadaan yang tidak disetujui (avoidance-avoidance conflict).
  3. konflik antara yang disetujui dan yang tidak disetujui (approach-avoidance conflict).
Selanjutnya dikemukakan oleh Lewin bahwa dalam kehidupan konflik itu tidak hanya terjadi antara dua keadaan, tetapi sering banyak dan komplek. Hal-hal yang menimbulkan konflik bisa berupa objek, norma-norma social, dsb, yang pada pokoknya menggangu individu untuk menuju kesesuatu tujuan tertentu.
Seperti telah disinggung didepan bahwa menurut Lewin timbulnya kebutuhan itu menimbulkan keadaan yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini berarti terjadinya ketegangan-ketegangan pada diri individu. Tujuan akhir dari semua perilaku adalah kembali ke keadaan yang seimbang, bebas dari ketegangan-ketegangan. Bila kebutuhan telah terpenuhi, maka ketegangan itu akan hilang, dan keseimbangan akan terjadi kembali

3. .Pendapat Lewin sekitar belajar
Pendapat lewin mengenai belajar dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Belajar adalah merupakan pengubahan struktur kognitif. Pemecahan masalah akan terjadi apabila adanya pengubahan struktur kognitif yang ada pada diri individu. Contoh Dallam hal ini ialah: hubungan kesembilan titik-titik itu dengan menggunakan sebanyak-banyaknya 4 buah garis, dan tanpa mengangkat alat tulis yang digunakan. Apabila seseorang terikat papa struktur kognitif (struktur gambar) yang disajikan (bujur sangkar), maka orang akan mendapatkan kesulitan dalam memecahkan soal tersebut.
  2. Peranan hadiah dan hukuman. Hadiah dan hukuman merupakan dua sarana motivasi yang berguna. Namun demikian dalam penggunaannya perlu pengawasan yang ketat. Misalnya soal nilai pada siswa dan soal tugas. Nilai yang baik sebagai hal yang diinginkan (hadiah). Tugas-tugas merupakan hal yang tidak menarik.
  3. Masalah sukses dan kegagalan. Factor motivasi yang lain adalah pengalaman sukses (yang berperan sebagai hadiah) dan kegagalan (yang berperan sebagai hukuman). Apabila seseorang mendapatkan sukses, maka ia akan berusaha lebih lanjut. Sebaliknya apabila seseorang mendapatkan kegagalan karena itu dalam belajar pengenalan taraf aspirasi ini sangat penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar