sumber: |
1 Struktur Kepribadian
Menurut Lewin pribadi itu selalu ada dalam lingkungan psikologis
tertentu. Keduanya merupakan suatu Gestalt yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Pribadi dan lingkungan psikologis
itu bersama-sama merupakan ruang hidup (live space) individu.
Daerah pribadi ada dua daerah yang pokok, yaitu:
-
daerah perseptual motorik
-
daerah dalam pribadi
Daerah perseptual motorik merupakan daerah yang menghubungkan pribadi
dengan dunia luar. Individu berhubungan dengan dunia luarnya dengan
fungsi persepsi (alat indera) dan fungsi motorik. Daerah dalam
pribadi terdiri atas bermacam-macam daerah (region), tergantung atas
banyaknya kebutuhan atau fungsi psikologis yang berfungsi.
Lingkungan psikologis ialah lingkungan sebagaimana halnya seseorang,
lingkungan yang dihayati atau dialami oleh seseorang. Karena itu
lingkungan psikologis itu sifatnya subjektif. Lingkungan yang secara
objektif sama, tapi secara subjektif dapat berbeda-beda artinya.
Misalnya segelas air itu akan sangat berarti bagi yang haus, tetapi
tidak menarik bagi yang baru saja minum es, seekor kucing akan
menarik bagi orang-orang yang senang kucing, tetapi tidak menarik
bagi mereka yang tidak senang pada kucing, dsb.
Konsep dasar bagi Lewin telah mengenai life space suatu ruang
hidup, yaitu keseluruhan kejadian yang mempengaruhi individu. Life
space individu meliputi yang lampau, sekarang, dan yang akan
datang. Menurut Lewin ketiga kejadian atau hal ini mempengaruhi
individu dalam berperilaku dalam suatu waktu tertentu.
Kejadian yang lampau mempengaruhi individu melalui pengalaman
individu dalam hal sukses (keberhasilan), kegagalan, dsb. Ini
mempengaruhi tujuan individu sekarang, cara-cara mencapai tujuannya.
Life space ini tergantung pada pengalaman seseorang. Makin
banyak pengalaman seseorang akan makin banyak atau luas life
space-nya.
2. Dinamika Kepribadian
Dalam membahas dinamika kepribadian Lewin menggunakan konsep-konsep
dan istilah-istilah dari ilmu pengetahuan alam, yaitu: energi,
tegangan (tension), kebutuhan
(need), valensi, dan vector atau fores.
(need), valensi, dan vector atau fores.
Energi
Lewin berpendapat bahwa setiap kerja atau gerak individu itu selalu
menggunakan energi. Pribadi dipandangnya sebagai system energi.
Energi yang menyebabkan kerja psikologis disebutnya sebagai psikis.
Tegangan (tension)
Tegangan dalam pribadi timbul apabila distribusi energi psikis
diantara daerah-daerah (region-region) dalam diri individu tidak
seimbang. Kejadian yang membuat distribusi energi psikis itu seimbang
kembali disebut proses psikologis (berfikir, mendapat sesuatu).
Kebutuhan (need)
Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan
meningkatnya tegangan. Hal tersebut dapat berupa:
-
keadaan fisiologik, misalnya haus, lapar
-
keinginan akan sesuatu, misalnya ingin motor Honda, sepatu.
-
Keinginan untuk mengerjakan sesuatu, misalnya keinginan nonton film, pacaran.
Valensi
Valensi adalah nilai atau arti lingkungan psikologis bagi seseorang.
Ada 2 macam valensi, yaitu:
-
Valensi positif. Sesuatu yang mempunyai valensi positif apabila sesuatu itu menyebabkan berkurangnya atau hilangnya tension jika seseorang mendapatkan sesuatu itu, dan akan menaikkan tension apabila seseorang itu terhambat untuk mendapatkannya. Misalnya makanan bagi orang lapar, atau kucing bagi orang yang senang kucing.
-
Valensi negative. Sesuatu mempunyai valensi negative apabila sesuatu itu menyebabkan naiknya tension seseorang apabila seseorang mendekatinya, dan sebaliknya akan mengurangi tension apabila seseorang menjauhinya. Misalnya kucing bagi orang yang tidak senang kucing.
Vektor atao force
Valensi bukanlah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak
dalam lingkungan psikologisnya, tetapi hanya memberi arah gerakan.
Yang mendorong adalah vektor. Suatu gerakan (locomotion) akan terjadi
apabila ada kekuatan yang cukup kuat, dan vektor ini berkaitan dengan
kebutuhan.
Apabila dalam diri seseorang ada dua vektor yang berkerja, dan dua
vector itu dalam keadaan seimbang, maka akan terjadi konflik pada
diri individu yang bersangkutan.
Kurt Lewin mengemukakan ada tiga macam konflik yang dapat terjadi,
yaitu:
-
konflik antara dua keadaan yang kesemuanya disetujui (approach-aproach conflict).
-
konflik antara dua hal atau keadaan yang tidak disetujui (avoidance-avoidance conflict).
-
konflik antara yang disetujui dan yang tidak disetujui (approach-avoidance conflict).
Selanjutnya dikemukakan oleh Lewin bahwa dalam kehidupan konflik itu
tidak hanya terjadi antara dua keadaan, tetapi sering banyak dan
komplek. Hal-hal yang menimbulkan konflik bisa berupa objek,
norma-norma social, dsb, yang pada pokoknya menggangu individu untuk
menuju kesesuatu tujuan tertentu.
Seperti telah disinggung didepan bahwa menurut Lewin timbulnya
kebutuhan itu menimbulkan keadaan yang tidak seimbang.
Ketidakseimbangan ini berarti terjadinya ketegangan-ketegangan pada
diri individu. Tujuan akhir dari semua perilaku adalah kembali ke
keadaan yang seimbang, bebas dari ketegangan-ketegangan. Bila
kebutuhan telah terpenuhi, maka ketegangan itu akan hilang, dan
keseimbangan akan terjadi kembali
3. .Pendapat Lewin sekitar belajar
Pendapat lewin mengenai belajar dapat dikemukakan sebagai berikut:
-
Belajar adalah merupakan pengubahan struktur kognitif. Pemecahan masalah akan terjadi apabila adanya pengubahan struktur kognitif yang ada pada diri individu. Contoh Dallam hal ini ialah: hubungan kesembilan titik-titik itu dengan menggunakan sebanyak-banyaknya 4 buah garis, dan tanpa mengangkat alat tulis yang digunakan. Apabila seseorang terikat papa struktur kognitif (struktur gambar) yang disajikan (bujur sangkar), maka orang akan mendapatkan kesulitan dalam memecahkan soal tersebut.
-
Peranan hadiah dan hukuman. Hadiah dan hukuman merupakan dua sarana motivasi yang berguna. Namun demikian dalam penggunaannya perlu pengawasan yang ketat. Misalnya soal nilai pada siswa dan soal tugas. Nilai yang baik sebagai hal yang diinginkan (hadiah). Tugas-tugas merupakan hal yang tidak menarik.
-
Masalah sukses dan kegagalan. Factor motivasi yang lain adalah pengalaman sukses (yang berperan sebagai hadiah) dan kegagalan (yang berperan sebagai hukuman). Apabila seseorang mendapatkan sukses, maka ia akan berusaha lebih lanjut. Sebaliknya apabila seseorang mendapatkan kegagalan karena itu dalam belajar pengenalan taraf aspirasi ini sangat penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar