Jumat, 27 Februari 2015

MENINGIA

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf yang halus itu, membawa pembuluh darah kedalam saraf, dan dengan sekresi sejenis cairan, yaitu cairan serebro-spinal memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri atas tiga lapis:
Pia mater yang menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat tadi menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
Araknoid merupakan selaput halus yang memisahkan pia mater dari dura mater.
Dura mater yang padat dan keras, terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu, tempat sinus-venus terbentuk, dan tempat dura mater membentuk bagian-bagian berikut: Falks serebri yang terletak diantara kedua hemisfer otak. Tepi atas falk serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior yang menyalurkan darah keluar falks serebri. Tentorium serebeli memisahkan serebelum dari serebrhum.
            Diafragma selae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi sela tursika, yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis.

Meningitis adalah peradangan pada menigia, yang mempunyai gejala-gejala berupa bertumbuhnya jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal (CSF). Infeksi yang terjadi mungkin disebabkan bakteri atau virus; dan diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksa cairan serebro-spinal yang diambil melalui pungsi lumbal.

Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama lain. Ke dalam rongga-rongga itulah pleksus koroid menyalurkan cairan serebro-spinal. Pleksus koroid dibentuk jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi bagian pia mater yang membelok ke dalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro-spinal.
            Kedua vantrikel lateral, masing-masing berada pada tiap hemisfer, otak, bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus. Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat, yang terdapat diantara serebelum, pons, dan medula oblongata, melalui saluran kecil, akuaduktus serebri. Celah-celah pada atap ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subaraknoid yang mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang.
            Cairan serebro-spinal adalah hasil sekresi pleksus koroid (lihat gambar 202). Cairan ini bersifat alkali, bening, mirip plasma. Tekanannya adalah 60 sampai 40 mm air.


Gambar 202.Garis-garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruang-ruang yang berisi cairan- ruang subaraknoid, ventrikel, dan kanalis spinalis- yang berada di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

Sirkulasi cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan pleksus koroid ke dalam ventrikel-ventrikelyang ada di dalamotak; cairan itu masuk ke dalam kanalis sentralis sumsum tulang belakang dan juga ke dalam ruang subaraknoid melaui celah-celah yang terdapat pada ventrikel keempat.
            Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan di atas seluruh permukaan otak dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi araknoid pada sinus sagitalis superior (lihat gambar 202).
            Karena susunan ini, bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat halus terletak diantara dua lapisan cairan – lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi dari ventrikel-ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar yang berada dalam ruang subaraknoid. Dengan adanya kedua “bantalan air” ini, sistem persarafan terlindung dengan baik.
           
Fungsi cairan serebro-spinal. Cairan ini bekerja sebagai buffer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang, menghantarkan makanan ke jaringan sistem saraf pusat.

Pungsi lumbal. Karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebra lumbalis pertama atau keduadan ruang subaraknoid memanjang terus hingga ketinggian vertebra sakralis kedua, contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan menyuntikkan jarum pungsi lumbal ke dalam ruang subaraknoid diantara titik-titik tersebut, dan tindakan ini disebut punsi lumbal.

            Pemeriksaan cairan serebro-spinal yang dilakukan dengan cara itu dapat mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan perdarahan subaraknoid pada otak.

Kamis, 26 Februari 2015

SUSUNAN SARAF PUSAT


Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting: (1) susunan saraf pusat atau sistem serebrospinal dan (2) susunan saraf otonom, yang mencakup susunan saraf simpatik dan susunan saraf para simpatis.
Susunan saraf pusat. Susunan ini terdiri atas otak, sumsum tulang belakang dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu  dari empat kelompok jaringan pada tubuh.

Gambar 198. Irisan sebuah batang saraf yang memperlihatkan beberapa fisikuli dikelilingi perineurium dan disatukan epineurium. Bintik-bintik hitam adalah lemak.


            Sel-sel saraf berpadu dan membentuk substansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang dijumpai dalam korteks otak dan pada bagian dalam sumsum tulang belakang. Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk dari bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan, dan memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lainnya.
            Sebuah sel saraf berikut aksonnya dan prosesus lainnya membentuk sebuah neuron. Pada saat pembentukan batang saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi berkas-berkas yang disebut fasikuli.
            Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan eksitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangan mekanik, elektrik, kimiawi, atau fisik yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf selalu dihantarkan melalui dendrite ke sel, kemudian sel ke akson. Proses tersebut disebut sebagai dalil penghantaran maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi sejumlah neuron.

         
Gambar 199. Serabut saraf dalam medula. Akson atau silinder aksis berjalan dari sel ke ujung akhir serabut saraf, dilengkapi sebuah sarung berlemak-sarung meduler yang diselingi nodus Ranvier.
           
            Impuls motorik yang dibangkitkan dalam sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam korteks melintasi akson atau serabut saraf; yang sewaktu menyusui, sumsum tulang belakang berada di dalam substansi putih. Akson itu mengait pada dendrit sel saraf motorik kornu anterior sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar pada tujuan akhirnya dalam otot.

Gambar 200. Contoh-contoh serabut saraf efern dan aferen. Tanda panah menunjuk arah yang selalu ditempuh dalam impuls saraf dari dendron ke sel, dan dari sel ke akson.

Impuls sensorik diterima ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (dendron), menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian melalui akson sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula oblangata, dan akhirnya dikirimkan ke otak. Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak dikelompokkan menjadi berkas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
            Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk saraf serebrospinal:
1.    Saraf sumsum atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf periferi (tepi).
2.    Saraf sensorik atau saraf efern yang membawa impuls dari periferi menuju otak.
3.    Batang saraf campuran yang tersususn atas serabut motorik dan serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural.
 
Gambar 201.Diagram sebuah irisan koronal serebrum, yang memperlihatkan perbandingan meninges terhadap permukaan otak. Ketiga meninges diperlihatkan masuk ke dalam  fisura longitudinal pusat, hanya pia mater yang masuk ke dalam belitan-belitan.

Rabu, 25 Februari 2015

KELENJAR TIROID



            Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus tiroid yang melintasi trakea di sebelah depannya.

Struktur. Kelenjar tiroid tersusun atas sejumlah besar vosikel yang dibatasi epithelium silinder (Lihat Gambar 8), mendapat persediaan darah berlimpah dan disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini adalah hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah, baik langsung atau melalui saluran limfe.

Fungsi. Sekresi tiroid diatur dari sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu hormon tirotropik.
            Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan; bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbon dioksida.
Gambar 174. Kelenjar tiroid

Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi dapat mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa hampatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa kekurangan sekresi mengakibatkan miksudema; proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan bertambah berat, gerakannya lamban, cara berpikir dan bicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, serta rambut menjadi rontok dan jarang. Suhu badannya di bawah normal dan denyut nadi perlahan.

Hipersekresi. Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma, semua simtomnya kebalikan dari miksudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu tubuh dapat lebih tinggi dari pada suhu normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut nadi naik, “cardiac output” bertambah, dan simptom kardio-vaskuler mencakup fibrilasi atrium dan kegagalan jantung.
            Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok eksoftalmus, tampak mata meninjol keluar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, dan adakalanya tidak hilang dengan pengobatan.

KELENJAR HIPOFISIS


Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofisis tulang sphenoid. Kelenjar itu terdiri dari dua lobus, yaitu anterior dan posterior, dan bagian diantara kedua lobus adalah pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka perlu melihat dua bagian yaitu lobus anterior dan posterior.

Lobus anterior
Lobus anterior  adalah kelenjar hipofisis yang menghasilkan sejumlah hormon dan berfungsi sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain. Hormon-hormon tersebut antara lain:
·         Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
·          Hormon tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
·         Hormon adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal ini.
·         Hormon gonadotropik merupakan hormon perangsang folikel yang terdiri atas:
1)      follicle-stimulating hormon (FSH), merangsang perkembangan folikel Graaf di dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis.
2) Luteinizing hormon (LH) atau interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam ovarium dan testosterone di dalam testis.
3)    Luteotrofin atau prolaktin mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya corpus luteum selama hamil.

Sekresi Lobus Posterior

            Lobus posterior kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon yaitu: Hormon anti-diuretic (ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal dan hormon oksitosik yang merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

Selasa, 24 Februari 2015

KELENJAR ADRENAL


Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-kuningan yang disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortison), dengan posisi yang mendekati kortison, dan atas bagian medulla di sebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (epifirn) dan noradrenalin (norepifrin).

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Sekresi yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon penting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron, yang semuanya berjalan erat dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi ini menentukan jalan hidup.

Pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison), pasien menjadi kurus dan tampak sakit dan makin lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.

Gambar 1. Kelenjar adrenal memperlihatkan korteks dan medula.


Kepulauan Langerhans pada pankreas, membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin, yaitu sebuah hormon antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan diabetes. Insulin adalah sebuah protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal kekurangan, seperti pada diabetes, akan memperbaiki sel tubuh, mengabsorpsi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Secara klinik, defisiensi  (kekurangan) insulin mengakibatkan hiperglikemia yaitu kadar gula yang tinggi, turunnya berat badan, lelah dan poliuria (sering buang air kecil), disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis serta asidosis dan kecepatan bernapas bertambah.
Keadaan sebaliknya adalah hipolikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat terjadi sebagai akibat kelebihan dosis insulin; atau karena pasien tidak makan makanan (atau muntah barangkali) sesudah suntikan insulin, sehingga kelebihan insulin dalam darahnya (koma hipoglikemia).
Demikianlah maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat disebabkan karena tidak adanya insulin atau terlampau banyak insulin (koma hipoglikemia) yang diobati dengan glukosa.

Kelenjar pinealis berbentuk kecil merah seperti buah pohon cemara dan terletak dekat corpus calossum dan fungsinya belum jelas. Kelenjar lain yang menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas, dan kelenjar kelamin.

CATATAN KLINIK

Peristiwa kimiawi pada hormon. Hormon dari kelenjar hipofisis, paratiroid, medula suprerenalis, dan kepulauan langerhans, dicernakan didalam lambung dan bila digunakan untuk terapi maka diberikan secara suntikan; yang dari kelenjar tiroid dan korteks adrenal, yaitu kortikoid, tidak terpengaruh enzim digestif dan dapat ditelan melalui mulut.

Kelenjar hipofisis. Kesalahan fungsi hipofisis dapat menyebabkan hiposekresi (sekresi kurang) atau hipersekresi (sekresi terlampau banyak). Setiap kelainan itu memperlihatkan sindrom yang secara klinis dikenal dengan jelas. Keadaan selanjutnya berhubungan dengan disfunsi lobus anterior kelenjar hipofisis. Hiposkresi sebelum pubertas menyebabkan anak tumbuh menjadi orang kerdil. Sesudah pubertas, dengan keadaan yang sebelumnya normal, akan terjadi keadaan yang dikenal sebagai penyakit Sheehan. Dalam keadaan ini timbul perubahan atrofik di dalam kelenjar gonad, tiroid, dan kelenjar adrenal.  Hipersekresi sebelum pubertas menimbulkan gigantisme, dan sesudah masa pubertas menyebabkan akromegali, suatu keadaan dengan tulang dan juga organ jaringan lunak menjadi tebal dan kasar. Keadaan ini terutama terkena pada tangan, tengkorak dan tulang rahang
Lobus posterior. Kegagalan lobus posterior mengeluarkan ADH (antideuretik hormon) menyebabkan pertambahan sekresi urine dan disertai haus. Hal ini dikenal sebagai diabetes insipidus. Poliuria dapat sangat mencemaskan, sebab pasien setiap beberapa menit harus buang air kecil. Gangguan ini dapat diringankan dengan pemberian injeksi pitresin.

Kelenjar tiroid. Sekresi tiroid normal berisi yodium. Didaerah yang persediaan airnya kekurangan yodium dapat diberikan garam yang sudah dibubuhi yodium atau manis-manis yang sudah dibubuhi yodium. Gondok (pembesaran sederhana kelenjar tiroid) adalah umum terjadi pada daerah- daerah demikian.
Hipertiroidisma atau gondok toksik tidak bisa dismakan dengan dengan gondok non-toksik yang disebut diatas. Pada gondok non-toksik kelenjarnya membesar, tetapi sekresi tidak bertambah dan tidak abnormal. Hipertiroidisma dapat diobati dengan tablet yang menghentikan produksi tiroksin di dalam kelenjar, dengan operasi, atau dengan yodium radioaktif yang berkonsentrasi di dalam tiroid dan kemudian menghujaninya dengan sinar yang serupa dengan sinar-X.
Pada pengobatan hipotiroidisma diberikan ekstrak tiroid untuk mengisi kekurangannya, yang memberi hasil, bahwa simptom-simtomnya segera hilang.

Kelenjar paratiroid. Osteomalasia pada orang dewasa dan riket pada anak-anak disebabkan kekurangan kalsium tulang yang dikendalikan oleh kelenjar paratiroid. Hal itu disebabkan karena tidak adanya vitamin D dalam makanannya atau kegagalan dalam mengabsorbsi vitamin D dari isi perut. Vitamin D yang dapat larut di dalam lemak tidak dapat diabsorbsi bila pencernaan atau absorbsi lemak tidak berjalan.

Kelenjar suprarenal. Penyakit addison pada kelenjar suprarenal merupakan penyakit hipofungsi yang dapat disebabkan oleh tumor kelenjar adrenal yang mengakibatkan sindrom chusing, dengan gejala badan gemuk, anggota gerak kurus, muka seperti “bulan purnama”, hipertensi secara biokimia, dan tampak adanya gangguan metabolisme karbohidrat dan protein.

KELENJAR PARATIROID



            Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar paratiroid, di dalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau hipokalsemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus, simptom-simptom ini dapat cepat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dan dimasukkan kembali dalam serum darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian keropos, yang dikenal sebagai ostetis fibrosa sistika, karena terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Gambar 1. Belakang urofagus menunjukkan tempat empat kelenjar paratiroid, yang terletak di belakang cuping-cuping kelenjar tiroid.


Gambar 2. Kedudukan kelenjar timus


Jumat, 20 Februari 2015

ORGAN ENDOKRIN

Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak mennggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif dari sekresi intern ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lainnya menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain; karena itulah kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pimpinan tubuh”.
Beberapa organ endokrin:
·           Kelenjar hipofis, lobus anterior dan posterior.
·           Kelenjar tiroid dan paratiroid.
·           Kelenjar suprarenal, korteks dan medula.
·           Kelenjar timus dan barangkali juga badan pineal.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin di dalam lambung, estrogen dan progesteron di dalam ovarium, dan testosteron di dalam testis.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar diperoleh dengan mempelajari efek dari penyakit yang ada di dalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan.

Kamis, 19 Februari 2015

TEKNIK KONSELING

Teknik-teknik Konseling berdasarkan beberapa pendekatan:
1.      Psikoanalisa
·         Asosiasi bebas, yaitu mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien mengungkapkan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga katarsis.
·         Analisis mimpi, klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi ini ditafsirkan sebagai jalan raya mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari.

KONSUMERISME


Konsumerisme
Konsumerisme adalah suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan posisi konsumen dalam berinteraksi dengan pihak penjual, baik sebelum, pada saat, dan setelah konsumsi dilakukan. Konsumen perlu mengetahui hak-haknya secara jelas sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian yang dirasakan pada tiga fase tersebut, konsumen akan dapat mengidentifikasi letak ketidaksesuaiannya, di mana karena sumber permasalahan dapat berasal dari kecerobohan konsumen itu sendiri.
Pemaknaan istilah konsumtivisme dan konsumerisme jelas berbeda, sama hal orang menilai apa itu emas dan kuningan, tetapi kerap kali konsumtivisme di-sama-arti-kan dengan konsumerisme. Kedua istilah tersebut adalah dua hal yang berbeda maknanya. Dari kedua arti kata-kata tersebut jelas bahwa konsumerisme justru yang harus digalakkan dan konsumtivisme yang harus dijauhi.
Konsumtivisme merupakan paham untuk hidup secara konsumtif, sehingga orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut. Oleh karena itu, arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Sedangkan konsumerisme itu sendiri merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Dalam pengertian lebih luas, istilah konsumerisme, dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya. Selain itu, arti kata ini adalah pemakaian barang dan jasa. Bila kita telesuri makna kata konsumtivisme maupun konsumerisme bukan sesuatu hal yang baru. Sebab pada dasarnya -isme yang satu ini ternyata sudah lama ada dan sejak awal telah mengakar kuat di dalam kemanusiaan kita (our humanity). Hal ini bisa kita lihat dari ekspresinya yang paling primitif hingga yang paling mutakhir di jaman modern ini. Tendensi yang ada dalam diri manusia untuk selalu tak pernah puas (never-ending-discontentment) ”mau ini-mau itu” dengan hal-hal yang telah mereka miliki, ditambah dengan dorongan kuat ambisi pribadi dan semangat kompetisi untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada tetangga sebelah membuat pola hidup konsumerisme (dibaca : konsumtivisme) semakin subur dan berkembang amat cepat saja.

Masyarakat Konsumer
Dalam ranah masyarakat konsumer hasrat direproduksi lewat ide-ide yang terbentuk lewat proses sosial. Baudrillard misalnya melihat bahwa struktur nilai yang tercipta secara diskursif menentukan kehadiran hasrat. Struktur nilai dalam realitas masyarakat konsumer ini menurutnya mengejawantah dalam kode-kode. Produksi tidak lagi menciptakan materi sebagai objek eksternal, produksi menciptakan materi sebagai kode-kode yang menstimulasi kebutuhan atau hasrat sebagai objek internal konsumsi. Dalam nalar Freudian hasrat untuk mengonsumsi secara mendasar adalah sesuatu yang bersifat instingtual. Ia berada dalam fase pertama perkembangan struktur psikis manusia: yaitu id. Pada fase id ini semua tindakan mengacu atau didasari oleh prinsip kesenangan-kesenangan yang bersifat spontan. Adalah jelas bahwa tindakan untuk mencapai kepuasan dan kesenangan spontan ini dalam fase id bersifat irasional. Mengonsumsi pada awalnya terkait dengan tindakan menggapai kepuasan secara irasional, spontan dan temporal - fase id struktur psikis manusia.

Masyarakat konsumer disebut Jean Braudillard dengan masyarakat kapitalis mutakhir (Jean Braudillard, 2005) dan Adorno dengan “masyarakat komoditas” (commodity society) (Ibrahim dalam Ibrahim, hal. 1997, hal. 24). Adorno mengemukakan empat aksioma penting yang menandai “masyarakat komoditas” atau ”masyarakat konsumer”. Empat aksioma tersebut adalah ; Pertama, masyarakat yang di dalamnya berlangsung produksi barang-barang, bukan terutama bagi pemuasan keinginan dan kebutuhan manusia, tetapi demi profit dan keuntungan. Kedua, dalam masyarakat komoditas, muncul kecenderungan umum ke arah konsentrasi kapital yang massif dan luar biasa yang memungkinkan penyelubungan operasi pasar bebas demi keuntungan produksi massa yang dimonopoli dari barang-barang yang distandarisasi. Kecenderungan ini akan benar-benar terjadi, terutama terhadap industri komunikasi. Ketiga, hal yang lebih sulit dihadapi oleh masyarakat kontemporer adalah meningkatnya tuntutan terus menerus, sebagai kecenderungan dari kelompok yang lebih kuat untuk memelihara, melalui semua sarana yang tersedia, kondisi-kondisi relasi kekuasaan dan kekayaan yang ada dalam menghadapi ancaman-ancaman yang sebenarnya mereka sebarkan sendiri. Dan keempat, karena dalam masyarakat kita kekuatan-kekuatan produksi sudah sangat maju, dan pada saat yang sama, hubungan-hubungan produksi terus membelenggu kekuatan-kekuatan produksi yang ada, hal ini membuat masyarakat komoditas “sarat dengan antagonisme” (full of antagonism). Antagonisme ini tentu saja tidak terbatas pada “wilayah ekonomi” (economic sphere) tetapi juga ke “wilayah budaya” (cultural sphere).

Proses Gaya Hidup
Dalam masyarakat komoditas atau konsumer terdapat suatu proses adopsi cara belajar menuju aktivitas konsumsi dan pengembangan suatu gaya hidup (Feathersone, 2005). Pembelajaran ini dilakukan melalui majalah, koran, buku, televisi, dan radio, yang banyak menekankan peningkatan diri, pengembangan diri, transformasi personal, bagaimana mengelola kepemilikan, hubungan dan ambisi, serta bagaimana membangun gaya hidup.

Dengan demikian, mereka yang bekerja di media, desain, mode, dan periklanan serta para ‘intelektual informasi’ yang pekerjaannya adalah memberikan pelayanan serta memproduksi, memasarkan dan menyebarkan barang-barang simbolik disebut oleh Bordieu (1984) sebagai ‘perantara budaya baru’. Dalam wacana kapitalisme, semua yang diproduksi oleh kapitalisme pada akhirnya akan didekonstruksi oleh produksi baru berikutnya, berdasarkan hukum “kemajuan” dan “kebaruan”. Dan karena dukungan media, realitas-realitas diproduksi mengikuti model-model yang ditawarkan oleh media (Piliang dalam Ibrahim, 1997, hal. 200).
Budaya konsumerisme terutama muncul setelah masa industrialisasi ketika barang-barang mulai diproduksi secara massal sehingga membutuhkan konsumen lebih luas. Media dalam hal ini menempati posisi strategis sekaligus menentukan; yaitu sebagai medium yang menjembatani produsen dengan masyarakat sebagai calon konsumen.
Masalah ini dikaji secara reflektif-akademik oleh seorang cendikiawan Prancis terkemuka, Jean Baudrillard. Secara umum, menurutnya, media berperan sebagai agen yang menyebar imaji-imaji kepada khalayak luas. Keputusan setiap orang untuk membeli atau tidak, benar-benar dipengaruhi oleh kekuatan imaji tersebut. Jadi motivasi untuk membeli tidak lagi berangkat dari dalam diri seseorang berdasarkan kebutuhannya yang riil, namun lebih karena adanya otoritas lain di luar dirinya yang “memaksa” untuk membeli. Hasrat belanja masyarakat merupakan hasil konstruksi yang disengaja. Jauh hari sebelum hari-hari besar itu, media terutama televisi telah memoles-moles dirinya untuk bersiap bergumul ke dalam kancah persaingan merebut hati para pemirsa. Berbagai program, dari mulai sinetron, kuis, sandiwara komedi, sampai musik, disediakan sebagai persembahan spesial untuk menyambut hari spesial. Semakin cantik acara yang disajikan akan semakin mengundang banyak penonton. Selanjutnya, rating-pun tinggi sehingga merangsang kalangan produsen untuk memasang iklan. Iklan merupakan proses persuasi yang sangat efektif dalam memengaruhi keputusan masyarakat dalam mengonsumsi.
Bagaimana menghindar dari konsumerisme? Mengonsumsi sebenarnya merupakan kegiatan yang wajar dilakukan. Namun, dewasa ini disadari bahwa masyarakat tidak hanya mengonsumsi, tapi telah terjebak ke dalam budaya konsumerisme. Budaya ini dikatakan berbahaya karena berekses negatif terhadap lingkungan hidup, juga meluruhnya hubungan sosial dan bertahtanya kesadaran palsu di benak masyarakat. Sekarang sudah saatnya menjadi konsumen yang cerdas dan kritis, bukan lagi saatnya menjadi — dalam istilah Bre Redana — mindless consumer, konsumen yang tidak berotak, pasif, dan gampang dibodohi. Mulailah mengendalikan diri dan membelanjakan uang hanya untuk barang yang benar-benar kita perlukan, jangan mudah terpengaruh dengan rayuan untuk membeli dan mulai mempertanyakan proses di balik pembuatan barang yang akan kita beli. Sebagai konsumen, kita berhak melakukannya karena kita adalah raja


Budaya Konsumer   
Pilliang mengemukakan bahwa: Kebudayaan konsumer yang dikendalikan sepenuhnya oleh hukum komoditi, yang menjadikan konsumer sebagai raja; yang menghormati setinggi-tingginya nilai-nilai individu, yang memenuhi selengkap dan sebaik mungkin kebutuhan-kebutuhan, aspirasi, keinginan dan nafsu, telah memberi peluang bagi setiap orang untuk asyik dengan sendirinya (Piliang, 1999, hal. 44).
Masyarakat yang hidup dalam budaya konsumer. Ada tiga perspektif utama mengenai budaya konsumer menurut Featherstone (1991). Tiga perspektif yang dimaksud adalah ; Pertama, budaya konsumer di dasari pada premis ekspansi produksi komoditas kapitalis yang telah menyebabkan peningkatan akumulasi budaya material secara luas dalam bentuk barang-barang konsumsi dan tempat-tempat untuk pembelanjaan dan untuk konsumsi. Hal ini menyebabkan tumbuhnya aktivitas konsumsi serta menonjolnya pemanfaatan waktu luang (leisure) pada masyarakat kontemporer Barat. Kedua, perspektif budaya konsumer berdasarkan perspektif sosiologis yang lebih ketat, yaitu bahwa kepuasan seseorang yang diperoleh dari barang-barang yang dikonsumsi berkaitan dengan aksesnya yang terstruktur secara sosial. Fokus dari perspektif ini terletak pada berbagai cara orang memanfaatkan barang guna menciptakan ikatan sosial atau perbedaan sosial. Ketiga, perspektif yang berangkat dari pertanyaan mengenai kesenangan/kenikmatan emosional dari aktivitas konsumsi, impian dan hasrat yang menonjol dalam khayalan budaya konsumer, dan khususnya tempat-tempat kegiatan konsumsi yang secara beragam menimbulkan kegairahan dan kenikmatan estetis langsung terhadap tubuh.
Budaya konsumerisme (dibaca : konsumtivisme) merupakan jantung dari kapitalisme, adalah sebuah budaya yang di dalamnya berbagai bentuk dusta, halusinasi, mimpi, kesemuan, artifisialitas, pendangkalan, kemasan wujud komoditi, melalui strategi hipersemiotika dan imagologi, yang kemudian dikonstruksi secara sosial melalui komunikasi ekonomi (iklan, show, media dan sebagainya) sebagai kekuatan tanda (semiotic power) kapitalisme. Semiotika (semiotics) adalah salah satu dari ilmu yang oleh beberapa ahli/pemikir dikaitkan dengan kedustaan, kebohongan, dan kepalsuan, sebuah teori dusta. Jadi, ada asumsi terhadap teori dusta ini serta beberapa teori lainnya yang sejenis, yang dijadikan sebagai titik berangkat dari sebuah kecenderungan semiotika, yang kemudian disebut juga sebagai hipersemiotika (hyper-semiotics).
Umberto Eco yang menulis tentang teori semiotika ini mengatakan bahwa semiotika “…pada prinsipnya adalah sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta (lie).” Definisi Eco cukup mencengangkan banyak orang, secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Dalam semiotika, bila segala sesuatu yang dalam terminologi semiotika disebut sebagai tanda (sign), semata alat untuk berdusta, maka setiap tanda akan selalu mengandung muatan dusta; setiap makna (meaning) adalah dusta; setiap pengguna tanda adalah para pendusta; setiap proses pertandaan (signification) adalah kedustaan.
Umberto Eco menjelaskan bahwa bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkapkan kebenaran (truth): ia pada kenyataannya tidak dapat digunakan untuk “mengungkapkan” apa-apa. Dia berpikir definisi sebagai sebuah teori kedustaan sudah sepantasnya diterima sebagai program komprehensif untuk semiotika umum. Hipersemiotika tidak sekadar teori kedustaan, melainkan teori yang berkaitan dengan relasi-relasi lainnya yang lebih kompleks antara tanda, makna dan realitas, khususnya relasi simulasi. Hipersemiotika yang berarti melampaui batas semiotika merupakan sebuah kecenderungan yang berkembang pada beberapa pemikir, khususnya pemikir semiotika yang berupaya melampaui batas oposisi biner (prinsip pertentangan di antara dua istilah berseberangan dalam strukturalisme, yang satu dianggap lebih superior dari yang lainnya: maskulin/feminin. Barat/Timur, struktur perkembangan, fisika/meta-fisika, tanda/realitas dan sebagainya.
Prinsip ini sangat sentral dalam pemikiran struktural mengenai semiotika, antara lain: perubahan dan transformasi, sifat imanensi, perbedaan, permainan bahasa, simulai, dan diskontinuitas. Dengan demikian, dunia hipersemiotika tidak dapat dipisahkan dari dunia hiperealitas yang dilukiskan oleh Baudrillard, sebuah dunia realitas yang dalam konstruksinya tidak bisa dilepaskan dari produksi dan permainan benas tanda-tanda yang melampaui (hyper-sign), sebuah tanda yang melampaui prinsip, definisi, struktur, dan fungsinya sendiri. Prinsipnya hipersemiotika sama dengan poststrukturalisme, persamaan konsep kunci yang digunakan di dalamnya, namun berbeda pada penekanannya. Karena itu, dunia hiperealitas dapat dipandang sebagai dunia perekayasaan (dalam pengertian distorsi) realitas lewat hyper-sign, sehingga tanda-tanda tersebut kehilangan kontak dengan realitas yang direpresentasikannya.
Hiperealitas menciptakan satu kondisi yang di dalamnya kepalsuan berbaur dengan keaslian; masa lalu berbaur masa kini; fakta bersimpang siur dengan rekayasa; tanda melebur dengan realitas; dusta bersenyawa dengan kebenaran. Kategori-kategori kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu, realitas seakan-akan tidak berlaku lagi di dalam dunia seperti itu - sehingga pada akhirnya membentuk kesadaran diri (self-consciousness) yang sesungguhnya adalah palsu. Dan kekuatan hipersemiotika dan hyper-sign merupakan kekuatan utama dari apa yang disebut sebagai wacana postmodernisme, seperti dalam arsitektur, desain, sastra, media, iklan, fashion, musik, film dan berbagai produk kebudayaan lain yang sangat luas

Hak-hak konsumen (universal)
1. Hak atas keselamatan
2. Hak untuk diberi informasi
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengar (diberi ganti rugi)
5. Hak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan menyehatkan
6. Hak orang miskin dan minoritas untuk dilindungi kepentingannya
Hak 1-4 diinisiasi oleh John F. Kennedy
Hak 5-6 dari hasil konsensus sosial
Perkembangan teknologi informasi dan era perdagangan bebas memunculkan masalah konsumerisme baru yang harus diwaspadai oleh berbagai pihak sehingga dapat mencegah dampak yang merusak bagi konsumen
Model dan Penelitian terhadap Perilaku Konsumen
Dalam usaha untuk lebih memahami perilaku konsumen, seorang pemasar akan melakukan penelitian yang terkait dengan konsumen dan produk yang dipasarkan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai karakteristik perilaku konsumen sehingga seorang pemasar akan dapat lebih mengenal siapa konsumennya, dan bagaimana perilaku mereka dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk.
Perilaku konsumen sangat kompleks dan melibatkan banyak variabel dalam analisis sehingga diperlukan model-model perilaku konsumen untuk menyederhanakan gambaran dan keterkaitan antar variabel tersebut dalam perilaku konsumen. Dengan berpedoman kepada model-model perilaku konsumen yang telah ada maka penelitian akan lebih mudah dilakukan karena variabel-variabel terkait sudah teridentifikasi di dalam model-model tersebut.
Lembaga Perlindungan Konsumen
Tidak pahamnya konsumen mengenai hak dan kewajibannya sebagai seorang konsumen yang menggunakan barang dan atau jasa yang disediakan oleh pelaku bisnis, sering kali menimbulkan permasalahan yang merugikan konsumen. Kerugian dapat berupa kerugian fisik (kesehatan dan keselamatan) maupun kerugian nonfisik yaitu uang. Sering kali konsumen hanya pasrah setelah menerima perlakuan yang merugikan mereka, yang disebabkan karena mereka tidak tahu bagaimana dan kepada siapa harus mengadukan permasalahannya.
Perlindungan konsumen ini tertuang dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999 yang dikenal dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK), di mana secara jelas diuraikan berbagai hal mengenai hak dan kewajiban konsumen dan pelaku bisnis serta pihak-pihak yang terkait dalam program Perlindungan Konsumen. Berikut ini adalah isi UU No. 8 1999
UU NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
BAB III, Pasal 4
Hak konsumen adalah :
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan dan pendidikan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapat pembinaaan dan pendidikan konsumen;
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
h. Hak untuk mendapatkan barang kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
Selain hak kewajiban yang harus dilakukan konsumen menurut UU No. 8 ini adalah sebagai berikut.
KEWAJIBAN KONSUMEN
(Pasal 55 UU No. 8 Tahun 1999)
• Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
• Beritikad baik
• Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
• Mengikuti upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut
Salah satu lembaga yang bergerak dalam perlindungan konsumen ini adalah Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang tujuan utamanya adalah untuk membantu konsumen Indonesia agar tidak dirugikan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa.
Globalisasi dan Perubahan Perilaku Konsumen
Globalisasi menghilangkan batas-batas negara untuk mengonsumsi suatu produk atau jasa. Teknologi informasi akan memudahkan konsumen untuk memperoleh informasi yang terkait dengan perilaku konsumsi, produk, dan gaya hidup di negara lain dan akan mempengaruhi perilaku konsumsinya sendiri. Teknologi informasi juga mempengaruhi pelaku bisnis dalam hal penyebaran informasi dan melakukan komunikasi dengan konsumen.
Pada saat seorang konsumen mengambil keputusan pembelian, mereka juga mempertimbangkan negara asal dari merek sebagai bahan evaluasi. Konsumen memiliki sikap, preferensi, dan persepsi tertentu terhadap produk atau jasa yang dihasilkan suatu negara. Efek negara asal ini mempengaruhi bagaimana konsumen menilai kualitas dan pilihan mereka terhadap produk yang akan dikonsumsi