Susunan saraf dibagi
atas dua bagian penting: (1) susunan saraf pusat atau sistem serebrospinal dan
(2) susunan saraf otonom, yang mencakup susunan saraf simpatik dan susunan
saraf para simpatis.
Susunan
saraf pusat. Susunan ini terdiri atas otak, sumsum
tulang belakang dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan
sumsum tulang belakang, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi).
Jaringan saraf membentuk salah satu dari
empat kelompok jaringan pada tubuh.
Gambar 198. Irisan sebuah batang saraf yang
memperlihatkan beberapa fisikuli dikelilingi perineurium dan disatukan
epineurium. Bintik-bintik hitam adalah lemak.
Sel-sel
saraf berpadu dan membentuk substansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang
dijumpai dalam korteks otak dan pada bagian dalam sumsum tulang belakang.
Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini terjadi
karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk
dari bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan, dan
memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lainnya.
Sebuah
sel saraf berikut aksonnya dan prosesus lainnya membentuk sebuah neuron. Pada saat pembentukan batang
saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi berkas-berkas yang disebut fasikuli.
Sebuah
serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas
(penghantar) dan eksitabilitas (dapat
dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas rangsangan dari
sumber luar, seperti rangsangan mekanik, elektrik, kimiawi, atau fisik yang
menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf
selalu dihantarkan melalui dendrite
ke sel, kemudian sel ke akson. Proses tersebut disebut sebagai dalil penghantaran maju. Dengan cara
yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi sejumlah neuron.
Gambar 199. Serabut saraf dalam medula.
Akson atau silinder aksis berjalan dari sel ke ujung akhir serabut saraf,
dilengkapi sebuah sarung berlemak-sarung meduler yang diselingi nodus Ranvier.
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam
sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam korteks melintasi akson atau
serabut saraf; yang sewaktu menyusui, sumsum tulang belakang berada di dalam
substansi putih. Akson itu mengait pada dendrit sel saraf motorik kornu anterior
sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut,
yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang
belakang, dan dihantar pada tujuan akhirnya dalam otot.
Gambar 200. Contoh-contoh serabut saraf
efern dan aferen. Tanda panah menunjuk arah yang selalu ditempuh dalam impuls
saraf dari dendron ke sel, dan dari sel ke akson.
Impuls
sensorik diterima ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi
serabut saraf (dendron), menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan
kemudian melalui akson sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang,
lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula oblangata, dan akhirnya
dikirimkan ke otak. Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian
otak dikelompokkan menjadi berkas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang
belakang.
Ada
tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk saraf serebrospinal:
1. Saraf
sumsum atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang
belakang ke saraf periferi (tepi).
2. Saraf
sensorik atau saraf efern yang membawa impuls dari periferi menuju otak.
3. Batang
saraf campuran yang tersususn atas serabut motorik dan serabut sensorik,
sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya
adalah dari jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga
serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf dalam otak dan
sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf
asosiasi atau serabut saraf komisural.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar