Selasa, 24 Februari 2015

KELENJAR ADRENAL


Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-kuningan yang disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortison), dengan posisi yang mendekati kortison, dan atas bagian medulla di sebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (epifirn) dan noradrenalin (norepifrin).

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Sekresi yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon penting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron, yang semuanya berjalan erat dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi ini menentukan jalan hidup.

Pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison), pasien menjadi kurus dan tampak sakit dan makin lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.

Gambar 1. Kelenjar adrenal memperlihatkan korteks dan medula.


Kepulauan Langerhans pada pankreas, membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin, yaitu sebuah hormon antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan diabetes. Insulin adalah sebuah protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal kekurangan, seperti pada diabetes, akan memperbaiki sel tubuh, mengabsorpsi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Secara klinik, defisiensi  (kekurangan) insulin mengakibatkan hiperglikemia yaitu kadar gula yang tinggi, turunnya berat badan, lelah dan poliuria (sering buang air kecil), disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis serta asidosis dan kecepatan bernapas bertambah.
Keadaan sebaliknya adalah hipolikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat terjadi sebagai akibat kelebihan dosis insulin; atau karena pasien tidak makan makanan (atau muntah barangkali) sesudah suntikan insulin, sehingga kelebihan insulin dalam darahnya (koma hipoglikemia).
Demikianlah maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat disebabkan karena tidak adanya insulin atau terlampau banyak insulin (koma hipoglikemia) yang diobati dengan glukosa.

Kelenjar pinealis berbentuk kecil merah seperti buah pohon cemara dan terletak dekat corpus calossum dan fungsinya belum jelas. Kelenjar lain yang menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas, dan kelenjar kelamin.

CATATAN KLINIK

Peristiwa kimiawi pada hormon. Hormon dari kelenjar hipofisis, paratiroid, medula suprerenalis, dan kepulauan langerhans, dicernakan didalam lambung dan bila digunakan untuk terapi maka diberikan secara suntikan; yang dari kelenjar tiroid dan korteks adrenal, yaitu kortikoid, tidak terpengaruh enzim digestif dan dapat ditelan melalui mulut.

Kelenjar hipofisis. Kesalahan fungsi hipofisis dapat menyebabkan hiposekresi (sekresi kurang) atau hipersekresi (sekresi terlampau banyak). Setiap kelainan itu memperlihatkan sindrom yang secara klinis dikenal dengan jelas. Keadaan selanjutnya berhubungan dengan disfunsi lobus anterior kelenjar hipofisis. Hiposkresi sebelum pubertas menyebabkan anak tumbuh menjadi orang kerdil. Sesudah pubertas, dengan keadaan yang sebelumnya normal, akan terjadi keadaan yang dikenal sebagai penyakit Sheehan. Dalam keadaan ini timbul perubahan atrofik di dalam kelenjar gonad, tiroid, dan kelenjar adrenal.  Hipersekresi sebelum pubertas menimbulkan gigantisme, dan sesudah masa pubertas menyebabkan akromegali, suatu keadaan dengan tulang dan juga organ jaringan lunak menjadi tebal dan kasar. Keadaan ini terutama terkena pada tangan, tengkorak dan tulang rahang
Lobus posterior. Kegagalan lobus posterior mengeluarkan ADH (antideuretik hormon) menyebabkan pertambahan sekresi urine dan disertai haus. Hal ini dikenal sebagai diabetes insipidus. Poliuria dapat sangat mencemaskan, sebab pasien setiap beberapa menit harus buang air kecil. Gangguan ini dapat diringankan dengan pemberian injeksi pitresin.

Kelenjar tiroid. Sekresi tiroid normal berisi yodium. Didaerah yang persediaan airnya kekurangan yodium dapat diberikan garam yang sudah dibubuhi yodium atau manis-manis yang sudah dibubuhi yodium. Gondok (pembesaran sederhana kelenjar tiroid) adalah umum terjadi pada daerah- daerah demikian.
Hipertiroidisma atau gondok toksik tidak bisa dismakan dengan dengan gondok non-toksik yang disebut diatas. Pada gondok non-toksik kelenjarnya membesar, tetapi sekresi tidak bertambah dan tidak abnormal. Hipertiroidisma dapat diobati dengan tablet yang menghentikan produksi tiroksin di dalam kelenjar, dengan operasi, atau dengan yodium radioaktif yang berkonsentrasi di dalam tiroid dan kemudian menghujaninya dengan sinar yang serupa dengan sinar-X.
Pada pengobatan hipotiroidisma diberikan ekstrak tiroid untuk mengisi kekurangannya, yang memberi hasil, bahwa simptom-simtomnya segera hilang.

Kelenjar paratiroid. Osteomalasia pada orang dewasa dan riket pada anak-anak disebabkan kekurangan kalsium tulang yang dikendalikan oleh kelenjar paratiroid. Hal itu disebabkan karena tidak adanya vitamin D dalam makanannya atau kegagalan dalam mengabsorbsi vitamin D dari isi perut. Vitamin D yang dapat larut di dalam lemak tidak dapat diabsorbsi bila pencernaan atau absorbsi lemak tidak berjalan.

Kelenjar suprarenal. Penyakit addison pada kelenjar suprarenal merupakan penyakit hipofungsi yang dapat disebabkan oleh tumor kelenjar adrenal yang mengakibatkan sindrom chusing, dengan gejala badan gemuk, anggota gerak kurus, muka seperti “bulan purnama”, hipertensi secara biokimia, dan tampak adanya gangguan metabolisme karbohidrat dan protein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar