Senin, 02 Maret 2015

KEBISINGAN


Pendahuluan
            Setiap hari dalam kehidupan kita pasti mendengarkan bermacam-macam suara, baik itu suara percakapan, dering telepon, music, kendaraan dll, dan tanpa disadari suara-suara tersebut dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan kita. Gangguan suara tersebut timbul karena tingkat volume suarayang terlalu besar sehingga tidak nyaman di telinga kita, atau karena frekuensi dari suara yang timbul tersebut sehingga kita merasa bising dan tidak nyaman dengan hal tersebut.
            Kebisingan dewasa ini merupakan salah satu masalah bagi kesehatan lingkungan, karena dapat menyebabkan gangguan bak secara fisik maupun secara psikologis. Menurut Bell P. A, dkk, 1996, definisi secara sederhana dari kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Sasongko, 2000, mendefinisikan kebisingan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Pengertian tersebut dapat dijelaskan dalam suatu aplikasi dimana kita akan sangat menikmati lantunan musik disco saat kita mendengarkannya saat waktu senggang di kamar kita, namun bila musik tersebut mengganggu saat kita belajar atau tidur maka musik tersebut dapat dikatakan menimbulkan kebisingan.
            Kebisingan merupakan bagian dari kondisi lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius karena dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan antara manusia dan lingkungannya. Kebisingan merupakan salah satu bentuk polusi yang bersumber dari suara, oleh karena itu bila hal tersebut tidak dapat dihilangkan, maka diperlukan suatu cara yang dapat mereduksi suara tersebut untuk meminimalkan efek dari suara bising tersebut. Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Kebisingan, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebisingan, dampak bagi kesehatan manusia serta bagaimana cara mengatasi/mengurangi kebisingan.

Isi
Pengertian Bising
            Bising yang diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki menimbulkan suatu pengertian yang bersifat subyektif. Hal tersebut berarti bahwa suara yang yang didengar oleh individu pada suatu momen dan tempat tertentu dapat dianggap bukan sebagai sumber kebisingan, namun pada momen dan tempat yang lain dianggap sebagai suara yang bising. Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif (penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas , frekuensi, durasi, dan pola waktu.
            Suara dikatakan bising bila suara-suara tersebut menimbulkan gangguan terhadap lingkungan seperti gangguan percakapan, gangguan tidur dan lain-lain (Suma’mur, 1996). Menurut Doelle (1993): “suara atau bunyi secara fisik merupakan penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastis seperti misalnya udara. Secara fisiologis merupakan sensasi yang timbul sebagai akibat propagasi energi getaran dari suatu sumber getar yang sampai ke gendang telinga.” Senada dengan hal itu Patrick (1977) menyatakan bahwa kebisingan dapat pula diartikan sebagai bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 definisi bising adalah “bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

Jenis-Jenis Kebisingan
            Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemui menurut Suma’mur, 1996 adalah sebagai berikut:
  1. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipasangin, dapur pijar dan lain-lain.
  2. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gasdan lain-lain.
  3. Kebisingan terputus-putus (intermittent ), misalnya lalu lintas,suara kapal terbang di lapangan udara.
  4. Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise), seperti tembakan bedil, atau meriam, ledakan.
  5. Kebisingan impulsive berulang, misalnya mesin tempa diperusahaan.
Sumber Kebisingan
            Bunyi yang menimbulkan kebisingan bersumber dari sumber suara yang bergetar. Getaran tersebut akan menggetarkan molekul udara di sekitarnya sehingga terjadi rambatan gelombang mekanik secara longitudinal.
Sumber bunyi yang menyebabkan kebisingan menurut sifatnya dibagi atas:
1. Sumber kebisingan statis, misalnya pabrik, mesin, tape, dan lainnya
2. Sumber kebisingan dinamis, misalnya mobil, pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya.
Sedangkan sumber kebisingan ditinjau dari segi bentuknya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.  Sumber  bising  yang  berbentuk  sebagai  suatu  titik/bola/lingkaran. Contohnya  sumber  bising  dari  mesin-mesin  industri/mesin  yang  tak bergerak
2.  Sumber  bising  yang  berbentuk  sebagai  suatu  garis, contohnya  kebisingan  yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak di jalan.(Sasongko, 2000)
Berdasarkan letak dimana sumber suara tersebut berasal kebisingan terdiri atas:
1.  Bising Interior
Merupakan bising  yang  berasal  dari  manusia,  alat-alat  rumah  tangga atau mesin-mesin gedung  yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat  musik,  dan juga  bising  yang  ditimbulkan  oleh  mesin-mesin  yang  ada  di gedung  tersebut seperti  kipas  angin,  motor  kompresor  pendingin,pencuci piring dan lain-lain.

2.  Bising Eksterior
Bising  yang  dihasilkan  oleh  kendaraan  transportasi  darat,  laut,  maupun udara, dan alat-alat konstruksi.

Nilai Ambang Kebisingan
            Dari definisi kebisingan yang telah dikemukakan di atas, tidak semua suara yang kita dengar adalah suara bising. Kebisingan terjadi bila suara tersebut tidak kita kehendaki atau bila suara tersbut melebihi Nilai Ambang Kebisingan (NAB). NAB merupakan batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha  atau  kegiatan  sehingga  tidak  menimbulkan  gangguan  kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Ambang batas kebisingan menurut Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996 untuk wilayah perumahan dan lingkungan kegiatan seperti rumahsakit, sekolah, dan tempat ibadah adalah sebesar 55 db.
Dampak kebisingan
            Suara yang tidak diinginkan akan dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan baik secara fisik maupun secara psikologis. WHO sebagai badan kesehatan dunia mengakui bahwa efek kesehatan penduduk yang berasal dari kebisingan, dapat menebabkan berbagai gangguan antara lain ketergangguan pola tidur, kardiovaskuler, sistem  pernafasan,  psikologis, fisiologis,  dan  pendengaran. Kebisingan  juga berpengaruh  negatif  dalam  komunikasi,  produktivitas  dan  perilaku  sosial. Kebisingan  dapat menimbulkan gangguan  pada  indera  pendengaran antara  lain trauma  akustik,  ketulian  sementara,  hingga  ketulian  permanen. Trauma  akustik  adalah  gangguan pendengaran  yang  disebabkan  oleh pemaparan  tungal akibat intensitas  kebisingan  yang  sangat  tinggi  dan  terjadi secara tiba-tiba. Ketulian sementara merupakan  gangguan pendengaran  yang sifatnya sementara, daya dengar mampu pulih kembali berkisar dari beberapa menit sampai beberapa hari (3-10 hari) (anonymus). Besar kecilnya dampak yang ditimbulkan tersebut dipengaruhi oleh  intensitas  (loudness),  frekuensi,  periodesitas (kontinyu  atau  terputus)  dan  durasinya.

Pengendalian Kebisingan
            Kebisingan tidak bisa kita hindarkan karena kebisingan adalah efek dari timbulnya suara. Meskipun demikian bukan berarti kebisingan diabaikan, kebisingan perlu untuk di kendalikan, karena bila tidak hal tersebut dapat mengganggu kesehatan kita. Dalam proses pengendalian kebisingan ini hal yang perlu dilakukan adalah melihat sumber, jalur dan penerima suara, dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap ketiga hal tersebut.
            Ada  dua  jenis  pengendalian  kebisingan,  yaitu  pengendalian  bising  aktif  (active  noise control) dan pengendalian bising pasif (passive noise control). Pada Active  Noise Control dapat  dilakukan  dengan  Kontrol  pada  Sumber.  Pengontrolan kebisingan  pada  sumber  dapat  dilakukan  dengan  modifikasi  sumber,  yaitu  penggantian komponen  atau  mendisain  ulang  alat  atau  mesin  supaya  kebisingan  yang  ditimbulkan  bisa dikurangi.  Program maintenance yang  baik  supaya  mesin  tetap  terpelihara,  dan  penggantian proses.  Misalnya  mengurangi  faktor  gesekan  dan  kebocoran  suara,  memperkecil  dan mengisolasi elemen getar, melengkapi peredam pada mesin, serta pemeliharaan rutin terhadap mesin.  Tetapi  cara  ini  memerlukan  penelitian  intensif  dan  umumnya  juga  butuh  biaya  yang sangat tinggi (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Selain  pengendalian  dengan  melakukan  kontrol  pada  sumber  bising,  pengendalian  kebisingan juga  dapat  dilakukan  dengan  pengendalian  pada  medium  perambatan.  Usaha  ini  bertujuan untuk  menghalangi  perambatan  suara  dari  sumber  suara  yang  menuju  ke  telinga  manusia. Untuk  menghalangi  perambatan,  ditempatkanlah sound  barrier  antara  sumber  suara  dan telingan.  Pemblokiran  rambatan  ini  hanya  akan  berhasil  jika sound  barrier tidak  ikut  bergetar (resonansi)  saat  tertimpa  gelombang  yang  merambat,  hal  ini  sangat  tergantung  pada  bahan dimensi. 

Daftar Pustaka
Dwi P. Sasongko. 2000.  Kebisingan Lingkungan.  Semarang: Universitas Diponegoro.
http://id.scribd.com/doc/92574470/Kebisingan diakses pada 21 November 2012
Suma’mur P. K.1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar