Selasa, 03 Maret 2015

BERPIKIR



A.   PENGERTIAN BERPIKIR
Kegiatan berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam dan mendengarkan musik atau tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif. Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati. Menurut sudut pandang behaviorisme khususnya fungsionalis berpendapat bahwa berpikir sebagai penguatan antara stimulus dan respons. Demikian juga menurut kaum asosiasionis memandang berpikir hanya sebagai asosiasi antara tanggapan atau bayangan satu dengan yang lainnya yang saling kait mengait. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory.
Sumber gambar: www.viva.co.id
Berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.

B.   PROSES BERPIKIR
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
1.      Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a.   Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya:
-          Manusia Indonesia, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam dan sebagainya.
-     Manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka dan sebagainya.
-     Manusia Negro, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit htam, berambut hitam kriting, bermata hitam melototn dan sebagainya.
-     Manusia Cina, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit kuning, berambut  hitam lurus, bermata hitam sipit dan sebagainya.
b.      Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama atau yang tidak sama, mana yang selalu ada atau yang tidak selalu ada, mana yang hakiki atau yang tidak hakiki.
c.       Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.

2.      Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a.       Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani rajin dan sebagainya.
b.      Pendapat Negatif, yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal. Misalnya Sitotok itu bodoh Si Ani malas dan sebagainya.
c.       Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal. Misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali mungkin tidak datang. dan sebagainya.

3.      Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, yaitu:
a.       Keputusan induktif yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya: tembaga dipanaskan akan memuai, perak dipanaskan akan memuai,
besi dipanaskan akan memuai, kuningan dipanaskan akan memuai. Jadi kesimpulannya yaitu semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum).
b.      Keputusan Deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya: semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi kesimpulan yaitu tembaga kalau dipanaskan akan memuai.
c.       Keputusan Analogis adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya: Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi kesimpulannya Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.

C.   KONSEP ATAU PENGERTIAN
Pengertian atau konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri atau beberapa ciri umum sesuatu objek atau kejadian. Misalnya pengertian manusia, merah, segitiga, belajar dan sebagainya. Dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan benda-benda atau kejadian-kejadian. Misalnya manusia dapat menggolongkan yang merah dan yang bukan merah, manusia dan bukan manusia, demikian juga yang lain-lain. Karena itu konsep atau pengertian merupakan alat (tool) yang baik atau tepat (convenient) dalam berpikir atau problem solving.
Dalam pengertian atau konsep didapati ada beberapa macam konsep yaitu:
1.   Konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang sederhana (simple concept). Pengertian yang sederhana yaitu pengertian yang dibatasi ciri atau atribusi tunggal, seperti “merah”.
2.   Konsep-konsep yang kompleks (complex concepts). Pengertian atau konsep yang digunakan dalam berpikir dibatasi oleh ciri yang tidak tunggal.

D.   CARA MEMPEROLEH KONSEP ATAU PENGERTIAN
Untuk memperoleh pengertian ada beberapa macam  cara yaitu:
1.   Dengan sengaja. Pengertian yang diperoleh dengan sengaja yaitu usaha dengan sengaja untuk memperoleh pengertian atau konsep, yang kadang-kadang disebut dengan sengaja, maka pengertian ini dibentuk dengan penuh kesadaran. Prosedurnya melalui beberapa tingkatan (misal untuk mendapatkan pengertian atau konsep mengenai gas): (1) tingkat analisis (2) tingkat mengadakan komperasi (3) tingkat abstraksi (4) tingkat menyimpulkan.
2.   Dengan tidak sengaja. Pengertian yang diperoleh dengan  tidak disengaja ini sering disebut pengertian pengalaman, artinya pengertian yang diperoleh dengan secara tidak sengaja diperoleh sambil lalu dengan pengalaman-pengalaman. Misalnya pengertian anak pada umumnya diperoleh melalui proses generalisasi, kemudian atas daya berpikirnya timbul proses diferensiasi, yaitu proses membedakan satu dengan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar