A.
PENGERTIAN BERPIKIR
Kegiatan
berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari
kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam dan mendengarkan
musik atau tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif. Maka situasi
dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati.
Menurut sudut pandang behaviorisme khususnya fungsionalis berpendapat bahwa
berpikir sebagai penguatan antara stimulus dan respons. Demikian juga menurut
kaum asosiasionis memandang berpikir hanya sebagai asosiasi antara tanggapan
atau bayangan satu dengan yang lainnya yang saling kait mengait. Secara lebih
formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik
informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term
memory.
Sumber gambar: www.viva.co.id |
Dari
pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir,
yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran
tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses
yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3)
berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau
diarahkan pada solusi.
B. PROSES BERPIKIR
Proses
atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian,
atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai
berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek
yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu.
Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai
bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya:
- Manusia Indonesia, ciri-cirinya:
mahluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam dan sebagainya.
- Manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup,
berbudi, berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka dan
sebagainya.
- Manusia Negro, ciri-cirinya: mahluk hidup,
berbudi, berkulit htam, berambut hitam kriting, bermata hitam melototn dan
sebagainya.
- Manusia Cina, ciri-cirinya: mahluk hidup,
berbudi, berkulit kuning, berambut hitam
lurus, bermata hitam sipit dan sebagainya.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk
diketemukan ciri-ciri mana yang sama atau yang tidak sama, mana yang selalu ada
atau yang tidak selalu ada, mana yang hakiki atau yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan,
membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada
contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk
pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok
kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Selanjutnya pendapat dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu
pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani
rajin dan sebagainya.
b. Pendapat Negatif, yaitu Pendapat yang
menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat
pada sesuatu hal. Misalnya Sitotok itu bodoh Si Ani malas dan sebagainya.
c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian,
yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu
sifat pada sesuatu hal. Misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali mungkin tidak
datang. dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan
Keputusan
Keputusan
adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan
pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, yaitu:
a. Keputusan induktif yaitu keputusan yang
diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya:
tembaga dipanaskan akan memuai, perak dipanaskan akan memuai,
besi
dipanaskan akan memuai, kuningan dipanaskan akan memuai. Jadi kesimpulannya
yaitu semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum).
b. Keputusan Deduktif ditarik dari hal yang
umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya:
semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi
kesimpulan yaitu tembaga kalau dipanaskan akan memuai.
c. Keputusan Analogis adalah keputusan yang
diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat
khusus yang telah ada. Misalnya: Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi
kesimpulannya Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
C. KONSEP ATAU PENGERTIAN
Pengertian
atau konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri atau beberapa
ciri umum sesuatu objek atau kejadian. Misalnya pengertian manusia, merah,
segitiga, belajar dan sebagainya. Dengan kemampuan manusia untuk membentuk
konsep atau pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan benda-benda atau kejadian-kejadian. Misalnya manusia dapat
menggolongkan yang merah dan yang bukan merah, manusia dan bukan manusia,
demikian juga yang lain-lain. Karena itu konsep atau pengertian merupakan alat
(tool) yang baik atau tepat (convenient) dalam berpikir atau problem solving.
Dalam
pengertian atau konsep didapati ada beberapa macam konsep yaitu:
1. Konsep-konsep atau pengertian-pengertian
yang sederhana (simple concept). Pengertian yang sederhana yaitu pengertian
yang dibatasi ciri atau atribusi tunggal, seperti “merah”.
2. Konsep-konsep yang kompleks (complex
concepts). Pengertian atau konsep yang digunakan dalam berpikir dibatasi oleh
ciri yang tidak tunggal.
D. CARA MEMPEROLEH KONSEP ATAU PENGERTIAN
Untuk
memperoleh pengertian ada beberapa macam
cara yaitu:
1. Dengan sengaja. Pengertian yang diperoleh
dengan sengaja yaitu usaha dengan sengaja untuk memperoleh pengertian atau
konsep, yang kadang-kadang disebut dengan sengaja, maka pengertian ini dibentuk
dengan penuh kesadaran. Prosedurnya melalui beberapa tingkatan (misal untuk
mendapatkan pengertian atau konsep mengenai gas): (1) tingkat analisis (2)
tingkat mengadakan komperasi (3) tingkat abstraksi (4) tingkat menyimpulkan.
2.
Dengan tidak sengaja. Pengertian yang diperoleh dengan tidak disengaja ini sering disebut pengertian
pengalaman, artinya pengertian yang diperoleh dengan secara tidak sengaja
diperoleh sambil lalu dengan pengalaman-pengalaman. Misalnya pengertian anak
pada umumnya diperoleh melalui proses generalisasi, kemudian atas daya
berpikirnya timbul proses diferensiasi, yaitu proses membedakan satu dengan
yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar