Rabu, 18 November 2015

PROBLEM SOLVING, KETERLIBATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Keterlibatan Konsumen dan Pembuatan Keputusan Konsumen
Pembuatan keputusan konsumen tidak bisa dilepaskan dalam kaitannya dengan tingkat keterlibatan konsumen (consumer involvement). Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik. Mowen (1995) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Sehingga tingkat keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian. Dengan demikian ada konsumen yang memiliki keterlibatan yang tinggi (high involvement) dan ada yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah (low involvement) dalam suatu pembelian.

Assael (1992) mengemukakan bahwa keterlibatan tinggi tergantung pada:
1. Apakah produk itu penting bagi konsumen. Dalam hal ini apakah produk itu menjadi citra diri bagi konsumen (misalnya pemilikan mobil merupakan simbol status dan identitas diri).
2. Apakah produk itu secara terus-menerus menarik bagi konsumen. Misalnya kesadaran konsumen pada mode menyebabkan pembelian terhadap pakaian.
3. Apakah produk membawa/menimbulkan risiko. Produk-produk yang mempunyai risiko tinggi baik risiko keuangan maupun risiko sosial, misalnya pembelian rumah, pembelian mobil, pembelian komputer dan sebagainya biasa dikategorikan produk keterlibatan tinggi (high involvement).
4. Mempunyai daya tarik emosional. Misalnya konsumen yang menyenangi musik akan terdorong untuk membeli sistem stereo baru.
5.Apakah produk-produk itu bisa diidentifikasikan pada norma-norma kelompok. Misalnya produk-produk yang menjadi simbol kelompok, seperti Harley Davidsoh, mobil Mercedes, mobil BMW.

Tipe Keterlibatan
Terdapat dua tipe keterlibatan korsumen yaitu keterlibatan situasional (situational involvement) dan keterlibatan tahan lama (enduring involvement). Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan temporer sifatnya. Misalnya saja mahasiswa yang ingin melakukan praktek kerja di perusahaan. Pada saat itu dia membutuhkan pakaian untuk dipakai saat praktek kerja yang sebelumnya tidak dimilikinya. Pada saat itu pula dia merasa perlu sekali mempertimbangkan pakaian apa yang perlu dibelinya agar bisa dipakai untuk praktek kerja. Tipe keterlibatan tahan lama (enduring involvement) berlangsung lebih lama dan lebih permanen sifatnya.
Solomon (1996) menyebut enduring involvement sebagai ego involvement. Artinya, tingkat keterlibatan seorang konsumen terhadap suatu merek produk lebih memperhatikan risiko sosial yang mungkin diterimanya. Seorang konsumen membeli suatu barang dengan keterlibatan yang lebih permanen karena dia menganggap bahwa merek produk tersebut jika tidak dibeli akan merusak konsep dirinya. Misalnya saja konsumen yang selalu membeli pakaian dengan merek tertentu, karena dia merasa bahwa pakaian itu mampu mengekspresikan citra dirinya dan konsep dirinya.

Proses Pembuatan Keputusan Konsumen
Proses Pembuatan Keputusan Konsumen meliputi :Pencarian alternatif, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi perilaku purna beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan. Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan adalah kekuatan salah satu bagian dari otak untuk mengatur dan mengarahkan perilaku, akal dan tubuh agar dapat mempertahankan keadaan terbaik organisme itu. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya tergantung pada banyaknya ketidaksesuaian antara keadaan actual dengan keadaan yang diinginkan. Jika ketidaksesuaian melebihi tingkat  tertentu kebutuhan pun akan dikenali. Misalnya seorang yang lapar (keadaan actual) dia ingin menghilangkan perasaan itu (keadaan yang diinginkan) akan mengalami pengenalan kebutuhan jika ketidaksesuaian diantaranya cukup besar.
Selanjutnya kita dapat menyimpulkan sesudah konsumen mengidentifikasi masalah akan melakukan proses lebih lanjut, yang dipengaruhi oleh tingkat pentingnya kebutuhan tersebut serta sumber daya yang dimiliki oleh konsumen. Pada akhirnya apakah konsumen akan melakukan proses lebih lanjut keputusan pembelian, ditentukan oleh sikap baik dirinya maupun sikap orang lain terhadap produk tersebut. Untuk dapat dikenali, kebutuhan harus diaktifkan dulu. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan antara lain keadaan yang berubah yaitu kebutuhan akan sering diaktifkan oleh perubahan di dalam kehidupan seseorang. Karyawan yang dipindah ke daerah lain lain akan mengenali kebutuhan untuk mendapatkan tempat tinggal yang baru. Kenaikan gaji mungkin menurunkan daya tarik mobil yang sekarang ada dibandingkan dengan apa yang sekarang ingin dibeli. Perubahan di dalam keluarga juga dapat memicu pengenalan kebutuhan. Sebagai contoh, kelahiran anak mengakibatkan kebutuhan untuk makanan, pakaian, perabot bayi.

Ada tiga jenis perilaku pengambilan keputusan, yakni extended problem solving; limited problem solving dan routinized problem solving
  1. Extended Problem Solving (EPS)
Pembeli yang akan membeli mobil atau rumah melakukan sejumlah kegiatan penyelidikan dan banyak menghabiskan waktu untuk mencapai suatu solusi yang dapat memuaskan, sedekat mungkin dengan criteria yang telah ditentukan dahulu. Kegiatan ini biasanya dikaitkan dengan produk yang belum jelas, pengetahuan pembeli belum banyak dan adanya pertimbangan resiko keuangan. Komunikasi pemasaran harus bertujuan memberikan informasi untuk membantu proses keputusan. Pemberian informasi melalui literature penjualan seperti brosur, dan leaflet, website untuk menentukan kriteria produk dan pembelian.
  1. Limited Problem Solving
Komunikasi pemasaran harus mencoba untuk informasi tentang modifikasi produk atau attribute baru dan menyampaikan pesan yang menggambarkan attribute utama yang diketahui penting bagi pembeli. Dengan membedakan produk, maka komunikasi pemasaran memberikan pembeli dengan suatu alasan untuk memiliki produk tertentu.
  1. Routinized Problem Solving
Untuk sebagian besar produk, keputusan pembeli terdiri dari pencarian informasi internal. Ini karena pembeli telah mengadakan sejumlah pembelian dan telah mengakumulasi sejumlah pengalaman. Oleh karena itu, hanya internal serach yang perlu dan sedikit waktu untuk eksternal search. Barang yang nilainya rendah dan yang sering dibeli berada pada kategori ini. Misalnya, odol, sabun, makanan kaleng dll.
Pengambilan Keputusan Terbatas.
Dalam pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) meliputi pencarian informasi secara internal maupun eksternal terbatas (limited external), sedikit alternatif, aturan pengambilan keputusan sederhana atas sejumlah kecil atribut, dan evaluasi purna pembelian yang rendah. Tipe ini berada di antara dua titik ekstrim. Yaitu, pengambilan keputusan nominal dan pengambilan keputusan diperluas. Contoh, anda memutuskan beli merek baru karena merasa bosan dengan merek saat ini, sekali pun memuaskan. Keputusan anda, mungkin hanya didasarkan pada kebaruan atau kemenarikan alternatif-alternatif yang tersedia. Pembelian anda pun hanya mempertimbangkan reaksi orang lain. Kalau anda ketemu seorang wanita yang tas kerjanya bertumpuk-tumpuk di gudang, janganlah heran. Kerap kali wanita berpola seperti ini. Tas lama masih bagus, sudah beli yang baru. Alasannya, bosan dengan yang lama. Atau, malu pakai tas yang sama terus. Secara umum, pengambilan keputusan terbatas meliputi kesadaran masalah yang disertai oleh beberapa pemecahan masalah yang tersedia. Ada pencarian informasi internal, selain eksternal yang terbatas. Alternatif yang tersedia sedikit. Evaluasi dilakukan pada sejumlah kecil dimensi dengan aturan sederhana. Pembelian dan penggunaan produk memang dievaluasi, tetapi kedalamannya terbatas. Itu pun, kalau ada masalah pada produk.
 Pengambilan keputusan konsumen sangat ditentukan oleh tingkat keterlibatan konsumen. Jika tingkat ketelibatan tingi maka pengambilan keputusannya komplek dan sebaliknya.
  Proses pengambilan keputusan konsumen meliputi serangkaian kegitan mulai dari
identifikasi kebutuhan, sedangkan para konsumen sangat memerlukan pengetahuan didalam melakukan suatu pembelian, seperti :
A) Pengetahuan konsumen
pada pengetahuan ini, konsumen memerlukan informasi tentang :
* Pengetahuan Pembelian
* Pengetahuan Pemakaian

B) Pengukuran Pengetahuan Produk
* Terminologi
* Atribut
* Kesadaran Merk
* Kepercayaan Tentang Produk

C) Pengukuran Pengetahuan Pembelian
* Pengenalan Kebutuhan
* Pencarian Informasi.

Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.
Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
Sedangkan disisi konsumen, pemilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen sangat diperlukan informasi tentang produk agar produk yang dibeli konsumen bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Didalam proses pengambilan keputusan pada konsumen, konsumen itu sendiri harus memiliki pengetahuan tentang produk, seperti terminology, atribut produk, kesadaran, merk, serta kepercayaan tentang produk yang kesemuanya itu tergolong penting demi kualitas produk itu sendiri agar konsumen puas karena kebutuhannya bisa terpenuhi. Sedangkan keuntungan untuk produsen yang produknya dipilih oleh konsumen untuk dibeli, bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan produk.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen yang teramati dari perilaku pembelian konsumen merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan atau pengambilan keputusan konsumen (Consumen Decision Making).
Dalam pengambilan keputusan pembelian, setelah seseorang menyadari adanya kebutuhan maka langkah berikutnya adalah mencarai informasi dan kemudian memprosesnya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan keputusannya.
Pencarian Informasi
Setelah konsumen menyadari adanya masalah kebutuhan dan kebutuhan tersebut dirasa sangat mendesak untuk dipenuhi maka konsumen akan mencari alternatif dari berbagai pemuas kebutuhan yang potensial. Konsumen tidak membeli suatu produk jika produk tersebut tidak memuaskan kebutuhannya, sehingga konsekuensinya pencarian yang didasari dengan tujuan untuk menemukan tentang produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan produk yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam pencarian informasi konsumen dapat memperoleh dari sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal berkaitan dengan adanya pengalaman yang berhubungan dengan situasi pembelian. Sumber eksternal berkaitan dengan adanya berbagai informasi yang diperoleh mengenai manfaat dan biaya.

Faktor-faktor yang Menentukan Pencarian Informasi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mencari lebih banyak informasi dalam pengambilan keputusannya  yaitu:
1.Keterlibatan konsumen
Jika konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pembelian produk maka konsumen akan lebih banyak.

2.Mencari informasi sebelum melakukan pembelian
Konsumen memiliki tingkat keterlibatan tinggi pada produk jika produk tersebut :
(a) Menimbulkan risiko
(b) Penting bagi konsumen
(c) Secara terus menerus menarik bagi konsumen
(d) Mempunyai daya tarik emosional
(e) Dapat di identifikasikan pada norma kelompok

3.Pengetahuan produk yang rendah
Jika konsumen kurang memiliki informasi tentang produk yang akan dibeli maka konsumen cenderung mencari informasi sebanyak-banyaknya. Misalnya seseorang yang akan membeli komputer seri terbaru maka ia cenderung mencari informasi yang lebih banyak dari pada kalau ia akan membeli komputer seri lama yang pernah ia beli.

4.Tersedia banyak waktu atau  tidak ada tekanan waktu
Konsumen yang memiliki banyak waktu memungkinkan untuk mencari informasi yang lebih banyak dari pada konsumen yang mengalami tekanan waktu. Konsumen yang memiliki keterbatasan waktu akan lebih sedikit atau bahkan tidak melakukan pencarian informasi dan hanya akan menggukan informasi yang telah ia miliki untuk melakukan pembelian.

5.Harga produk mahal
Semakin tinggi harga produk, semakin tinggi probabilitas pencarian informasi.

6.Terdapat perbedaan produk
Jika produk memiiki perbedaan secara sustansial maka pencarian informasi akan semakin banyak. Misalnya furniture memiliki beberapa merek. Karena mereknya beragam maka desain dan kualitasnya pun beragam pula, maka pencarian informasi akan lebih banyak dilakukan. 

Oleh: Faizatul Munawaroh, S.Psi., Msi
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar