Kamis, 19 November 2015

PSIKOLOGI BELAJAR MENURUT EBBINGHAUSE


sumber: www.britannica.com
Ebbinghaus dapat dipandang sebagai ahli yang mengadakan penelitian secara eksperimental mengenai ingatan yang dikaitkan dengan belajar. Salah satu aspek yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah menyangkut ingatan. Ingatan diasumsikan sebagai hubungan pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia, menunjukkan bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan memunculkan kembali apa yang telah dialaminya.
Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa lampau. Dengan adannya kemampuan untuk mengingat pada manusia. Menunjukkan bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya. Ingatan berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa apa yang di ingat merupakan hal yang pernah dialaminya, pernah dipersepsinya. Ingatan tidak hanya kemampuan unutk menyimpan apa yang pernah dialaminya saja, tetapi juga mencakup kemampuan unutk menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang dipersepsinya.
Ingatan berkaitan dengan masa lampau, apa yang diingat merupakan hal yang pernah dialami dan dipersepsi. Dengan demikian bila dianalisis lebih lanjut, ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami saja, tetapi juga kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memunculkan kembali apa yang dipersepsinya. Secara skematis dapat dikemukakan bahwa ingatan mencakup kemampuan memasukkan (learning) menyimpan (retention) mengeluarkan kembali (remembering). ingatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Dengan demikian secara skematis dapat dikemukakan bahwa ingatan itu mencakup kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

Kemampuan unutk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan kemampuan untuk menimbulkan kembali (remembering) apa yang pernah dialami atau dipersepsi ini yangsering disebut sebagai fungsi dari ingatan.
Eksperimen Ebbinghause kaitanya dalam belajar bahwa ingatan mencakup kemampuan seseorang untuk memasukkan (learning) menyimpan (retention) mengeluarkan kembali (remembering) ini berkaitan dengan memori jangka pendek atau Ebbinghause menyebutnya dengan Short Time Memory dan memori jangka panjang atau Long Time Memory. Ebbinghause lalu mengkaitkan 2 memori ini sebagai metodenya yang pertama.
Untuk memasukkan sebuah informasi menjadi memori jangka pendek maka kita harus memperhatikanya, memori jangka pendek hanya akan menampung apa yang kita pilih. Ini berarti sebagian besar yang kita temui tidak pernah masuk ke memori jangka pendek, sudah tentu tidak dapat diambil kemudian. Malahan, banyak gangguan yang dinamakan “masalah memori” semua itu karena tidak adanya atensi (perhatian). Sebagai contoh, jika Anda baru pulang dari belanja di toko dan seseorang bertanya apa warna mata petugas kasir, anda mungkin tidak mampu menjawab karena Anda tidak memperhatikanya di prioritas pertama.
Pada proses menyimpan memori jangka pendek adalah kapasitasnya yang sangat terbatas. Rata-rata, batasanya sebagian kecil yang dapat kita simpan,. Dalam menyimpan surt time memory ini berkaitan dengan lupa penyebab utama dari lupa ini adalah informasi mengalami peluruhan dengan berjalannya waktu dan tentu saja padaproses untuk mengeluaran kembali hanya sebagian kecil dan hanya beberapa persen saja yang dapt dimunculkan.
Memori jangka pendek ini memiliki dua fungsi penting. Ia menyimpan memory yang diperlukan dalam waktu yang pendek, selain itu memori jangka pendek merupakan tempat untuk proses ke dalam memori jangka panjang atau long time memory. Informasi memasuki memori jangka pendek, ia dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena penggeseran. Selain itu informasi dapat ditransfer, atau disalin, ke memori jangka panjang. Walaupun terdapat sejumlah cara yang berbeda untuk meningkatkan transfer, seperti pada gambar berikut:

Beda antara short term memory dengan long term memory terletak pada jarak waktu antara pemasukan apa yang dipersepsi dengan menimbulkan kambali apa yang dipersepsi itu. Menurut Morgen dkk. (1984) bila jarak antara 30 detik. Ini diklasifikasikan sebagai short term memory, sedangkan lebih dari itu diklasifikasikan sebagai long term memory.
Eksperimen Ebbinghause
Ebbinghause mengadakan eksperimen mengenai ingatan-ingatan menggunakan materi yang tidak berarti, yang dapat wujud angka-angka atau huruf-huruf, karena materi yang tidak berarti, akan memberikan kesulitan yang sama bagi orang-orang yang dicoba.
Eksperimen Ebbinghaus menunjukkan bahwa sesuatu yang mempunyai arti akan lebih mudah ditangkap dan mudah diingat oleh seseorang apabila dibandingkan dengan sesuatu yang tidak berarti. Pada eksperimen Ebbinghaus, beliau memberikan rangkaian kata-kata yang tidak berarti dan kata-kata yang tidak mempunyai makna (arti) dan diperlihatkan pada orang, satu demi satu dalam waktu yang relatif sangat pendek dengan menggunakan takitoskop. Hasilnya menunjukkan bahwa yang paling mudah dipersepsi dan paling mudah diingat adalah kata-kata yang mempunyai arti. Seperti brikut contohnya:
ALUCIWOYMB
THE GO WORTH
HE CAN DANCE.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa yang paling mudah dipersepsi dan paling mudah diingat adalah materi yang ketiga, yaitu materi yang memiliki arti. Dengan demikian maka rangakian huruf-huruf ataupun rangkaian angka-angka yang tidak mempunyai arti akan memberikan kesukaran yang sama bagi setiap subjek coba seperti telah dikemukakan di atas. Bentuk rangkaian huruf-huruf yang tidak berarti misalnya:
Babab gakum medon runil
Defig kupod nigat terop
Fimur latuk polef zuzuf

Sedangkan deretan yang berbentuk deretan angka-angka yang tidak berarti misalnya:
70461
927358
4016372
24971306



Ebbinghaus Kaitannya Dengan Eksperimen Ingatan dan Belajar
Ebbinghaus merupakan tokoh pelopor mengenai eksperimen ingatan dalam belajar. Langkah-langkah ini berikutnya banyak diikuti oleh para ahli lainya dalam penilitiannya. Beberapa metode yang digunakan Ebbinghaus dalam eksperimen ingatan dan belajar antara lain :

The Learning Time Method (metode melihat waktu belajar)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan oleh subyek untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, misalnya dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan. Jika kriteria telah dipenuhi, maka diukur waktu yang digunakan oleh subyek. Ada orang yang cepat, tetapi ada juga orang ang lambat dalam penguasaan materi tersebut. Ini berarti bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh subyek berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

The Relearning Method (metode belajar kembali)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan yang berbentuk subyek diminta untuk mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari dengan suatu kriteria tertentu, seperti pada waktu subyek mempelajari materi tersebut untuk pertama kali. Ternyata dalam relearning subyek membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dari waktu sebelumnya ketika mempelajari materi tersebut. Makin sering materi materi tersebut dipelajari, maka waktu yang dibutuhkan untuk menguasai materi tersebut dengan kriteria yang sama semakin pendek. Ini berarti bahwa pada relearning ada waktu yang dihemat atau disimpan, karena itu metode ini sering disebut juga sebagai saving method.

Reconstruction Method (metode rekonstruksi)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk penyampaian kepada subyek dengan cara memberikan contoh secara benar akan materi atau gambar yang disampaikan, kemudian subyek diminta kembali untuk menyampaikan atau merangkai gambar seperti semula dimana gambar yang disajikan telah diacak. Metode ini diberikan untuk melihat kemampuan subyek dalam merekonstruksi suatu kejadian yang telah terlewat dan belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah ada.
The Paired Association Method (metode asosiasi berpasangan)
Metode ini mengambil bentuk, subyek diminta mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan subyek mengingat apa yang telah dipelajari. Maka dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan subyek diminta memberikan pasangan-pasangannya.
Rokok Telpon Barang
Kansas – 2616 adi – 4023 kawat – Q40
Escort – 2703 gatot – 4413 kunci – T54

Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan cara pemberian materi yang telah dipelajari terlebih dahulu oleh subyek. Kemudian materi disajikan kembali dalam bentuk pilihan ganda. Metode ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana daya ingat yang dimiliki oleh subyek.

Metode mengingat kembali
Metode ini disajikan dengan cara, subyek diminta untuk mengungkapkan kembali akan materi yang telah dipelajarinya. Materi tersebut dapat karangan, ujian dalam bentuk essay dll. Beberapa bentuk materi tersebut merupakan metode mengingat kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar