BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Masa dewasa adalah masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama begitupun dengan orang dewasa lainnya.
Secara
fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti
bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek secara fisiologis
telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf
kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan
tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Begitupun
secara psikis, seseorang yang merasa ia bertanggung jawab, menyadari
makna kehidupan serta berusaha akan nilai-nilai yang telah ia pilih,
mungkin bisa dikatakan ia seseorang yang memasuki masa dewasa.
Menurut Gould, “usia yang tepat saat perubahan-perubahan itu
terjadi adalah produk dari kepribadian gaya hidup dan sub-budaya
total seorang individu”.
Setiap
fase perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas
perkembangan tersebut merupakan pengharapan atas apa yang akan
diakukan oleh seseorang pada masa perkembangannya. Tugas perkembangan
itu muncul karena adanya kematangan fisik, mental dan tuntutan
lingkungan sosial. Kegagalan dalam menjalani tugas perkembangan dapat
mengakibatkan kekurangsiapan dan kekurangmatangan dalam memasuki
tahapan berikutnya.
BAB
II
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN DEWASA
Perkembangan Dewasa
Masa
Dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang
ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu: Masa
dewasa dini (18-40tahun), Masa dewasa madya (40-60tahun), Masa dewasa
lanjut (60
tahun
- kematian),
Tugas perkembangan masa dewasa :
-
Landasan hidup Religius
Adanya
pengembangan, pemahaman, pengalaman serta pemantapan diri terhadap
ajaran agama yang di anutnya.
-
Kesadaran tanggung jawab sosial
Adanya
tanggung jawab dalam tindakan baik dalam aspek pribadi, sosial
(masyarakat), maupun karir.
-
Adanya kematangan prilaku etis, emosi intelektual pada masa dewasa dini sedangkan nampak penurunan pada saat memasuki masa dewasa madya dan selanjutnya
-
Kesadaran gender
-
Adanya penerimaan diri dan pengembangannya serta penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam aspek fisik (penurunan kemampuan dan fungsi, serta kesehatan)
-
Adanya kemantapan dalam prilaku kewirausahaan atau ekonomis
7. Pencapaian
kemantapan dan kemampuan serta mempertahankan prestasi yang
memuaskan
dalam aspek karier
8.
Adanya kematangan dalam hubungan kelompok sosial
(teman
sebaya)
9.
Adanya penyesuaian dengan orang-orang yang seusianya begitupun dengan
pasangan hidupnya juga dengan anggota keluarga lainnya serta dapat
menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya.
Tugas
perkembangan di atas mengindikasikan adanya tanggung jawab yang besar
dan mengacu pada aturan dan hukum yang berlaku atau disepakati
bersama.
Tugas
perkembangan itu memiliki dampak secara langsung pada orang lain,
sehingga jika tidak dijalankan dengan baik dapat merugikan orang
lain, selain diri sendiri.
Apa
yang dikemukakan oleh Schaie
dan Hurlock
tidak jauh berbeda. Mereka menunjukkan bahwa seseorang pada usia
dewasa mulai dituntut untuk bertanggung jawab bukan hanya pada diri
sendiri tetapi juga pada orang lain, dan mulai bertanggung jawab pada
pemeliharaan kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Dan usia dewasa
yang dimaksud adalah ketika seseorang memasuki usia 18 tahun.
Dewasa Awal
Dalam
rentang kehidupan manusia, Hurlock
(1980) membagi usia perkembangan secara kronologis ke dalam
tahapan-tahapan sebagai berikut:
-
Prenatal: konsepsi sampai kelahiran.
-
Babyhood: kelahiran sampai akhir minggu kedua
-
Infancy: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
-
Early childhood: 2 tahun sampai sekitar 6 tahun.
-
Late childhood: 6 tahun sampai sekitar 10 tahun.
-
Puberty/ preadolescence: 10 sampai 13 tahun (untuk perempuan) atau 12 tahun sampai 14 tahun (untuk laki-laki)
-
Adolescence: 13 tahun atau 14 tahun sampai 18 tahun.
-
Early Adulthood: 18 tahun sampai 40 tahun.
-
Middle Adulthood: 40 tahun sampai 60 tahun.
-
Aging: > 60 tahun.Pertumbuhan Fisik1. Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik Dewasa Awal
Pada
periode dewasa awal, penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik
mencapai puncaknya dan masih dalam periode ini terjadi penurunan.
Penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncak pada periode
permulaan dewasa dan berakhir menurun pada akhir dewasa
awal. Otot tangan, kekuatan dan koordinasi otot-otot, ketangkasan,
dan kecepatan merespon mencapai puncaknya sebelum umur 30 tahun.
Berat badan, kesehatan fisik dan daya tahan tubuh akan menurun secara
berangsur-angsur. Kebanyakan orang penurunan itu berlangsung lambat
sampai umur 30 tahun. Namun setelah itu kekuatan fisik akan menurun
dengan tajam dan jelas terlihat (Troll,
1971).
Dewasa
awal menurut
Turk, Rudy dan Salovery
(1994), merupakan periode kehidupan dengan kesehatan paling baik
sepanjang kehidupan manusia. Orang dewasa awal hanya sebagian kecil
yang mempunyai masalah kesehatan. Mereka yang melakukan olah raga
teratur, mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan tidak cukup
sangat diutamakan dalam
pemeliharaan kesehatan.
Kebanyakan
orang dewasa sering mengabaikan pentingnya pemeliharaan kesehatan
mereka dengan melakukan gaya hidup yang salah. Mereka tidak percaya
bahwa gaya hidup masa remaja awal sangat menentukan kesehatan pada
masa tua. Banyak orang muda mengembangkan pola makan buruk seperti
tidak makan pagi, mengandalkan cemilan sebagai sumber makanan
sepanjang hari, merokok bahkan gemar meminum-minuman keras,
melalaikan latihan fisik (olah raga) yang teratur, dan tidur larut
malam.
Pola
kehidupan seperti ini erat sekali kaitannya dengan menurunkan
kesehatan (Mussen,
Honzik dan Erchon,
1982). Banyak kaitan erat antara penilaian diri sendiri dengan
penampilan fisik pada orang-orang dewasa awal yang sangat
mengandalkan kekuatan fisik atau peranan tubuh dalm kehidupan.
Seperti para penari, olehragawan, model dan lain-lain.
Permasalahan
Fisik Pada Dewasa Awal
1.
Perubahan
Bentuk Fisik
Permasalahan
yang dialami orang dewasa awal yang merusak
penampilannya
adalah kegemukan.
a.
Faktor
penyebab kegemukan
Faktor
penyebab kegemukan adalah gaya hidup yang salah, faktor
hereditas
dan budaya masyarakat (Brownell,
1995).
-
Gaya hidup yang salah
Misalnya
banyak orang menjalani kehidupan tanpa memperhatikan kesehatan dan
kebugaran tubuh, gizi, keseimbangan antara oleh raga dan hidup pasif
secara fisik. Antara kebutuhan tidur dan bangun dan berkebiasaan
meminum minuman keras, merokok dan obat terlarang.
-
Faktor Hereditas
Sejumlah
orang menjadi gemuk karena bawaan dari lahir. Menurut Blundel
(1948) hanya 10% remaja atau dewasa awal yang orang tuanya tidak
gemuk, namun dirinya gemuk sedangkan 70% remaja gemuk karena orang
tua mereka gemuk.
-
Faktor Budaya Masyarakat
Kebiasaan
makan yang berkembang dalam masyarakat, dan menyebabkan kegemukan.
Masyarakat yang biasa makan dengan semua manis-manis, banyak lemak,
dan porsi banyak mulai mengalami kegemukan pada masa dewasa awal
menjadi lebih gemuk pada dewasa pertengahan.
b.
Cara Mengatasi Kegemukan
-
Diet
Maksudnya
mengurangi atau berpantang memakan makanan yang banyak lemak dan
kalori tinggi. Pertambahan berat badan pada dewasa awal memerlukan
pengaturan makan yang benar. Wilson
(1994) mengemukakan bahwa progam dengan cara memadukan makanan yang
berkalori rendah dengan berolahraga yang intensif serta mengubah pola
makan. Mamberikan hasil yang sangat memuaskan untuk menghilangkan
kegemukan.
-
Olahraga Yang Benar
Maksudnya,
melakukan olahraga dengan cara yang benar, teratur,
dan
jumlah waktu yang sesuai kebutuhan
Perubahan
seksual
Dalam
hal perubahan seksual orang dewasa awal, akan dibahas tentang: sikap
dan tingkah laku heteroseksual, dan homo seksual, menstruasi dan
hormon. Tingkah laku paksaan dalam hubungan seksual, dan ganguan
seksual.
1.
Sikap
dan tingkah laku heteroseksual
Adalah
hubungan antara lawan jenis atau antara pria dan wanita. Hubungan
seksual baru diperoleh setelah menjalani pernikahan. Sikap dan
tingkah laku berhubungan seks-seks heteroseksual secara bebas
bertentangan dengan nilai moral, baik nilai adat maupun agama.
2.
Sikap
dan tingkah laku homoseksual
Mengapa
ada orang yang melakukan tingkah laku homoseksual?
Jawabannya
adalah karena lemahnya nilai-nilai moral dan adat istiadat yang
mereka
anut.
Memang ada orang merasa tertarik secara seksual kepada sesama jenis,
pria tertarik kepada pria dan wanita tertarik kepada wanita.
Ketertarikan seks terhadap sesama jenis kelamin tidak boleh dilakukan
dengan hubungan seks. Karena berbahaya bagi kesehatan. Misalnya dapat
menderita HIV.
Penyebab
tingkah laku homoseksual menurut pakar: Ketringer
dan Wilkunson
(1995), Barberg
dan kawan-kawan (1995) adalah gabungan dari faktor hormon, kognitif
dan lingkungan. Masing-masing tidak berfungsi sendiri-sendiri dalam
mempengaruhi tingkah laku seksual. Walaupun seorang pria memiliki
hormon wanita dia tidak akan melakukan tingkah laku homoseksual kalau
akalnya berkembang baik yang mempertimbangkan efek kesehatan, moral
dan lingkungan masyarakat yang tidak dapat membenarkan perbuatan
tersebut.
Patterson
(1995), Gelombok
dan tasher
(1996) berpendapat bahwa tingkah laku homoseksual bukan disebabkan
karena dibesarkan oleh orang tua yang homo atau lesbi. Orang yang
tingkah laku heteroseksual pun dapat melahirkan orang homoseksual.
3.
Siklus Menstruasi dan hormon
Permulaan
masa remaja sampai dengan dewasa pertengahan tubuh wanita mengalami
perubahan hormon yang dikaitkan dengan siklus menstruasi.
Perkembangan Psikis
1.
Perkembangan
Kognitif
a.
Kekhasan
Tingkah Laku Kognitif
Orang
dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam
memecahkan masalahnya. Begitu juga dalam merumuskan hipotesis masalah
lebih terarah dengan pertimbangan logika yang makin mantap, karena
lebih banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan dibanding dengan
remaja. Biasanya orang dewasa awal mulai berfikir yang lebih liberal
dan bijaksana dalam mengambil keputusan
dan
tentang cara memecahkan masalah dan cara berfikirnya mutlak dan
optimis yang meluap, mulai berkurang pada masa dewasa awal ini. Pada
masa ini terjadi peningkatan kemampuan mempertimbangkan banyak hal
dalam menghadapi masalah, sehingga ia bersikap lebih toleransi
terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Orang dewasa awal seperti ini
lebih bijaksana menyelesaikan masalah kehidupan.
Pasa
masa dewasa awal terjadi integritas baru dalam berfikir. Dia lebih
pragmatis dalam memecahkan masalah bukan hanya berdasarkan analisis
logika semata. Orang dewasa lebih mengetahui pentingnya
mempertimbangkan unsur non logika dalam memecahkan masalah. Misal
dalam pemecahan masalah penyalahgunaan narkoba oleh siswa, terdapat
perbedaan cara pemecahan antara remaja dengan orang dewasa awal,
antara lain:
-
Menurut remaja
Siswa
yang melakukan penyalahgunaan narkoba dikeluarkan saja
dari
sekolahnya.
-
Menurut orang dewasa awal
Siswa
yang melakukan penyalahgunaan narkoba hendaklah dibina dengan cara:
-
Pembekalan pengetahuan tentang berbagai akibat narkoba terhadap kesehatan.
-
Pemberian bimbingan oleh guru BP atau Bk di sekolah bersangkutan.
-
Mengingatkan upaya orang tua siwa bersangkutan untuk mengawasi anaknya.
-
Pemberian kesempatan untuk merasa berpatisipasi dan dikasihi
Menurut
Pery
(1970) kemampuan berfikir orang dewasa awal lebih berkualitas
dibandingkan dengan ketika remaja. Hal ini dapat diketahui sebagai
berikut:
-
Mampu berfikir multiple sebagai perubahan dari berfikir dualistis pada masa remaja. Sewaktu remaja mamandang permasalahan dalam kehidupannya sangat politistik yaitu terpola oleh dua sisi saja, benar salah, baik buruk, aku dia lain-lain. Ketika dewasa orang menyadari bahwa kehidupan ini tidak dapat dipahami dari dua sisi atau pokok yang sempit, tetapi dipahami dari berbagai sisinya dengan multi pandangan. Oleh karena itu orang dewasa awal mampu memahami perbedaan pandangan dari banyak orang dan manfaat untuk memecahkan masalah secara sempurna.
-
Orang dewasa awal telah mencapai kemamapanan berfikir full relativisme. Kemapuan ini dapat dari cara berfikir mereka yang komprehensif atau luas. Misal: orang dewasa awal memahami bahwa ilmu pengetahuan yang dibuat manusia bukan suatu yang absolute tetapi dapat berubah dan berbeda sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu orang dewasa awal sangat menghargai penemuan baru dan mudah menerima dan melaksanakan pembaharuan.
-
Orang dewasa awal memiliki efesiensi yang tinggi dalam menguasai ilmu-ilmu baru. lebih mampu memanfaatkan waktu, kesempatan dan sarana yang ada. Semuanya berkaitan dengan peningkatan kualitas berfikir mereka.
-
Orang dewasa awal mampu menerapkan nilai-nilai yang dikuasai dalam kehidupan, seperti karir, keluarga, dan sosial di masyarakat.
-
orang dewasa awal memiliki perasaan tanggung jawab yang makin tinggi terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
b.
Perkembangan
Kreativitas
Kemampuan
berfikir
atau kognitif sangat erat kaitannya dengan kemampunan kreativitas.
Makin tinggi kemampuan kognitif makin kreatif orang tersebut.
(Gilmore, 1974)
c.
Perkembangan
Emosi
Orang
dewasa awal yang matang secara emosi dapat dilihat dari kemandirian
emosi. Dan orang ini tidak mudah terpengaruhi
oleh emosi orang lain. Dan dapat menampakan kontrol emosi yang tinggi
seperti sabar
dalam
menghadapi masalah kesulitan apapun. Juga selalu berfikir positif.
Baik pada
saat sedang menghadapi masalah
ataupun dalam
masalah karir.
-
Emosi yang menonjol
Pada
masa dewasa emosi yang paling berperan adalah emosi cinta. Emosi
cinta merupakan tingkah laku yang bidangnya sangat luas dan kompleks.
Pada masa ini ada beberapa jenis cinta yang harus tumbuh dalam diri
seseorang, yaitu cinta altruistik, cinta teman sejati, cinta erotik
atau romantis dan cinta penuh kasih sayang.
-
Emosi kesepian
Keadaaan
perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian. Sebagian
orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa
tidak ada orang yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kesepian dalam kehidupan
orang
dewasa adalah :
1.
Kurang
mendapatkan kasih sayang pada masa bayi dan kanak-kanak
2.
Kekurangan
waktu dalam membina keakraban dengan sesama atau
lawan
jenis.
3.
Pengalaman
yang menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina hubungan akrab
atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau kekasih)
4.
Kurang keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau
dan Perlman
: 1982) adalah:
- Mengubah hubungan sosial yang telah ada
- Mengubah hubungan sosial yang telah ada
-
Mengubah keinginan sosial dan kebutuhan
-
Cobalah
konsultasi kepada konselor untuk mengetahui cara-cara
membina
hubungan sosial dan mengatasi kesepian.
d.
Perkembangan
sosial
Dalam
perkembangan sosial dewasa awal terjadi pendekatan sosial untuk
memilih jodoh. Hal ini ditandai oleh tercapainya kemampuan membina
hubungan yang sangat akrab. Dengan lawan jenis (pacaran). Sebaliknya
ada orang yang mengalami isolasi yang ditandai oleh ketidakmampuan
membina keakraban dengan lawan jenis merasa takut akan ditolak.
White
(1970) berpendapat bahwa dewasa awal merupakan periode pembinaan
hubungan yang mendalam dengan orang lain. Kecenderungan bentuk
hubungan sosial menurut Roberth:
1.
orang yang menunjukkan kematangan sosial yang tinggi, terhindar dari
sifat-sifat egosentris, memiliki sifat-sifat toleransi yang tinggi,
senang menghargai orang lain dan mampu menerima kritikan dari orang
lain.
2.
ditandai oleh tingkah laku sosial yang suka mementingkan diri sendiri
dan mempertahankan identitas diri tanpa memperhatikan kepentingan
orang lain. Seiringan dengan itu muncul lagi kecenderungan tingkah
laku yang disebut deefening of interest yaitu minat yang lebih
terarah kepada satu atau dua minat yang ditekuni dengan serius
dibandingkan minat masa remaja. Tingkah laku yang muncul pada periode
ini adalah humalization of Value yaitu tingkah laku yang bernilai
manusiawi.
e.
Memilih
Pasangan Hidup
Perkembangan
pribadi tampak dari kemampuan mengambil keputusan dalam memilih
jodoh. Sebelum menikah perlu diketahui ciri-ciri orang yang pantas
dijadikan istri atau suami selagi ada peluang untuk menentukan jodoh.
Ada
beberapa pertimbangan dalam memilih jodoh (Lewis,
1973 dan Landis,
1955) yaitu
-
Perasaan
kebersamaan
-
Ketertarikan
antara satu dengan yang lain
-
Kersamaan latar belakang sosial
-
Kemampuan untuk saling mengisi
- Kesiapan untuk menikah
- Memiliki kemandirian ekonomi
- Memiliki kepribadian yang cocok
- Tidak memiliki sifat-sifat buruk
- Tidak mudah cemburu buta
- Kesiapan untuk menikah
- Memiliki kemandirian ekonomi
- Memiliki kepribadian yang cocok
- Tidak memiliki sifat-sifat buruk
- Tidak mudah cemburu buta
-
Beriman
-
Mengembangkan
Pekerjaan dan Karier
Berkerja
merupakan salah satu dimensi kehidupan orang dewasa awal yang sangat
penting. Mereka bekerja dengan berbagai alasan, seperti untuk
mendapatkan kepuasan pribadi, penghasilan dan status sosial. Kepuasan
kerja juga dipengaruhi oleh sikap terhadap pekerjaan orang dewasa
awal yang matang bersikap menyenangi dan mencintai pekerjaannya dan
merasakan perkerjaan adalah suatu yang menggairahkan, bernilai,
sosial, dan meningkatkan ego-strengnya. Bakat sangat menentukan sikap
orang terhadap pekerjaannya. Pekerjaan yang dipilih seseorang atas
dasar bakatnya.
2.3
Masa Usia Pertengahan
Masa
dimana menurunnya perubahan-perubahan fisik dan psikis yang jelas
nampak pada setiap individu. Masa dewasa madya memiliki karakteristik
seperti periode yang sangat ditakuti, merupkan masa transisi, masa
stress, merupakan “usia yang berbahaya”, “usia yang canggung”,
masa berprestasi, masa evaluasi dengan standar ganda, masa sepi,
merupakan masa jenuh.
Tugas-tugas
perkembangan menurut Havighurst
pada masa pertengahan sebagai berikut:
-
Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara
-
Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
-
Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
-
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
-
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
-
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
-
Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua
-
Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1)
Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
a)
Pencapaian tanggung jawab sosial orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b.
Tahap-tahap perkembangan
1)
Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
2.4
Dewasa Akhir
Menurut
Erikson, perkembangan
psikososial masa dewasa akhir
ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan
integritas.
1.
Perkembangan Keintiman
Keintiman
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat
menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut
Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama
yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2.
Perkembangan Generatif
Generativitas
adalah tahap perkembangan psikososial
ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa.
Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka
mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti
cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang
yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas,
menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih
tersisa.
3.
Perkembangan Integritas
Integritas
merupakan tahap perkembangan
psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai
seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk
dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan
berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari
integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup
menjelang kematian.
Tahap
integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana
orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai
usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah
baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang
yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang
melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang merasa tidak
berdaya.
Terdapat
beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari
keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan
berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2)
penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia
terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang
yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada
saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang
semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Perkembangan
dewasa akhir
Akibat
perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya.
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan
yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosial para lansia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:
kehilangan peran ditengah
masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Schaie
& Willis
(1991) menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa
seseorang sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama
persis yang dapat diterapkan pada semua orang. Hurlock
(1990) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama
orang dewasa lainnya.
Vaillant
(dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu
masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa
pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas
perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga
dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi,
usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan
memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40
tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan
evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
1.
Kehidupan keluarga
Menurut
teori perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia,
Old, dan Feldman
(1998) masa usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20
hingga 40 tahun. Hal ini dapat diartikan sebagaimana fungsi
perkembangan dewasa awal untuk memasuki dunia pernikahan dan dan
membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Huvigurst
(dalam Hurlock, 1990) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang
menjadi karakteristik masa dewasa awal adalah mulai memilih pasangan
hidup dan mulai bekerja.
Pernikahan
merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di
dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih
sayang, pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang.
Pernikahan juga merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan
penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak
(Papalia
& Old,
1998).
Vaillant
(dalam Papalia, dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini
merupakan masa adaptasi dengan kehidupan, sekitar usia 20-30 individu
dewasa awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai
kemandirian, menikah, mempunyai anak dan membangun persahabatan yang
erat.
2.
Kehidupan pekerjaan dan karier
Salah
satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa
awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan
dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang
karier yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani
hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang
layak dan menjamin.
Ketika
orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa
cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani.
Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap
perusahaan yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang
dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan
hidupnya.
Terdapat
beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang
yang telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis
kelamin, perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan
pekerjaan dalam keluarga.
Dalam
memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal
harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
-
Pilihan pekerjaan
Individu
dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat,
kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja
kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
-
Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam
memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan
berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa
dini.
-
Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses
menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi
sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman
sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam
dunia kerjanya
Di
dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk
masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua.
Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih
baik daripada pekerja yang lebih tua.
3.
Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karier
dan kepuasan kerja
Dampak
usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase
dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung
jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja
yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan
lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka
cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai
tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan
tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan
pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses
kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek
kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja
mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini
seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun
sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
-
Masalah seksual
-
Kurangnya dukungan dari keluarga
-
Gaji yang kecil
-
Pekerjaan yang monoton
-
Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
-
Ada masalah dengan atasan
-
Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan
-
Adanya target produksi, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar