Rabu, 11 November 2015

Makalah Perkembangan


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Masa dewasa adalah masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama begitupun dengan orang dewasa lainnya.
Secara fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek secara fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Begitupun secara psikis, seseorang yang merasa ia bertanggung jawab, menyadari makna kehidupan serta berusaha akan nilai-nilai yang telah ia pilih, mungkin bisa dikatakan ia seseorang yang memasuki masa dewasa. Menurut Gould, “usia yang tepat saat perubahan-perubahan itu terjadi adalah produk dari kepribadian gaya hidup dan sub-budaya total seorang individu”.
Setiap fase perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan pengharapan atas apa yang akan diakukan oleh seseorang pada masa perkembangannya. Tugas perkembangan itu muncul karena adanya kematangan fisik, mental dan tuntutan lingkungan sosial. Kegagalan dalam menjalani tugas perkembangan dapat mengakibatkan kekurangsiapan dan kekurangmatangan dalam memasuki tahapan berikutnya.


BAB II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA

Perkembangan Dewasa
Masa Dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu: Masa dewasa dini (18-40tahun), Masa dewasa madya (40-60tahun), Masa dewasa lanjut (60 tahun - kematian), Tugas perkembangan masa dewasa :
  1. Landasan hidup Religius
Adanya pengembangan, pemahaman, pengalaman serta pemantapan diri terhadap ajaran agama yang di anutnya.
  1. Kesadaran tanggung jawab sosial
Adanya tanggung jawab dalam tindakan baik dalam aspek pribadi, sosial (masyarakat), maupun karir.
  1. Adanya kematangan prilaku etis, emosi intelektual pada masa dewasa dini sedangkan nampak penurunan pada saat memasuki masa dewasa madya dan selanjutnya
  2. Kesadaran gender
  3. Adanya penerimaan diri dan pengembangannya serta penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam aspek fisik (penurunan kemampuan dan fungsi, serta kesehatan)
  4. Adanya kemantapan dalam prilaku kewirausahaan atau ekonomis
7. Pencapaian kemantapan dan kemampuan serta mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam aspek karier
8. Adanya kematangan dalam hubungan kelompok sosial (teman sebaya)
9. Adanya penyesuaian dengan orang-orang yang seusianya begitupun dengan pasangan hidupnya juga dengan anggota keluarga lainnya serta dapat menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya.
Tugas perkembangan di atas mengindikasikan adanya tanggung jawab yang besar dan mengacu pada aturan dan hukum yang berlaku atau disepakati bersama. Tugas perkembangan itu memiliki dampak secara langsung pada orang lain, sehingga jika tidak dijalankan dengan baik dapat merugikan orang lain, selain diri sendiri.
Apa yang dikemukakan oleh Schaie dan Hurlock tidak jauh berbeda. Mereka menunjukkan bahwa seseorang pada usia dewasa mulai dituntut untuk bertanggung jawab bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga pada orang lain, dan mulai bertanggung jawab pada pemeliharaan kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Dan usia dewasa yang dimaksud adalah ketika seseorang memasuki usia 18 tahun.

Dewasa Awal
Dalam rentang kehidupan manusia, Hurlock (1980) membagi usia perkembangan secara kronologis ke dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Prenatal: konsepsi sampai kelahiran.
  2. Babyhood: kelahiran sampai akhir minggu kedua
  3. Infancy: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
  4. Early childhood: 2 tahun sampai sekitar 6 tahun.
  5. Late childhood: 6 tahun sampai sekitar 10 tahun.
  6. Puberty/ preadolescence: 10  sampai 13 tahun (untuk perempuan) atau 12 tahun sampai 14 tahun (untuk laki-laki)
  7. Adolescence: 13 tahun atau 14 tahun sampai 18 tahun.
  8. Early Adulthood: 18 tahun sampai 40 tahun.
  9. Middle Adulthood: 40 tahun sampai 60 tahun.
  10. Aging: > 60 tahun.

    Pertumbuhan Fisik 
    1. Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik Dewasa Awal
Pada periode dewasa awal, penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan masih dalam periode ini terjadi penurunan. Penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncak pada periode permulaan dewasa dan berakhir menurun pada akhir dewasa awal. Otot tangan, kekuatan dan koordinasi otot-otot, ketangkasan, dan kecepatan merespon mencapai puncaknya sebelum umur 30 tahun. Berat badan, kesehatan fisik dan daya tahan tubuh akan menurun secara berangsur-angsur. Kebanyakan orang penurunan itu berlangsung lambat sampai umur 30 tahun. Namun setelah itu kekuatan fisik akan menurun dengan tajam dan jelas terlihat (Troll, 1971).
Dewasa awal menurut Turk, Rudy dan Salovery (1994), merupakan periode kehidupan dengan kesehatan paling baik sepanjang kehidupan manusia. Orang dewasa awal hanya sebagian kecil yang mempunyai masalah kesehatan. Mereka yang melakukan olah raga teratur, mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan tidak cukup sangat diutamakan dalam pemeliharaan kesehatan.
Kebanyakan orang dewasa sering mengabaikan pentingnya pemeliharaan kesehatan mereka dengan melakukan gaya hidup yang salah. Mereka tidak percaya bahwa gaya hidup masa remaja awal sangat menentukan kesehatan pada masa tua. Banyak orang muda mengembangkan pola makan buruk seperti tidak makan pagi, mengandalkan cemilan sebagai sumber makanan sepanjang hari, merokok bahkan gemar meminum-minuman keras, melalaikan latihan fisik (olah raga) yang teratur, dan tidur larut malam.
Pola kehidupan seperti ini erat sekali kaitannya dengan menurunkan kesehatan (Mussen, Honzik dan Erchon, 1982). Banyak kaitan erat antara penilaian diri sendiri dengan penampilan fisik pada orang-orang dewasa awal yang sangat mengandalkan kekuatan fisik atau peranan tubuh dalm kehidupan. Seperti para penari, olehragawan, model dan lain-lain.

Permasalahan Fisik Pada Dewasa Awal
1. Perubahan Bentuk Fisik
Permasalahan yang dialami orang dewasa awal yang merusak penampilannya adalah kegemukan.
a. Faktor penyebab kegemukan
Faktor penyebab kegemukan adalah gaya hidup yang salah, faktor hereditas dan budaya masyarakat (Brownell, 1995).
  • Gaya hidup yang salah
Misalnya banyak orang menjalani kehidupan tanpa memperhatikan kesehatan dan kebugaran tubuh, gizi, keseimbangan antara oleh raga dan hidup pasif secara fisik. Antara kebutuhan tidur dan bangun dan berkebiasaan meminum minuman keras, merokok dan obat terlarang.
  • Faktor Hereditas
Sejumlah orang menjadi gemuk karena bawaan dari lahir. Menurut Blundel (1948) hanya 10% remaja atau dewasa awal yang orang tuanya tidak gemuk, namun dirinya gemuk sedangkan 70% remaja gemuk karena orang tua mereka gemuk.
  • Faktor Budaya Masyarakat
Kebiasaan makan yang berkembang dalam masyarakat, dan menyebabkan kegemukan. Masyarakat yang biasa makan dengan semua manis-manis, banyak lemak, dan porsi banyak mulai mengalami kegemukan pada masa dewasa awal menjadi lebih gemuk pada dewasa pertengahan.
b. Cara Mengatasi Kegemukan
  • Diet
Maksudnya mengurangi atau berpantang memakan makanan yang banyak lemak dan kalori tinggi. Pertambahan berat badan pada dewasa awal memerlukan pengaturan makan yang benar. Wilson (1994) mengemukakan bahwa progam dengan cara memadukan makanan yang berkalori rendah dengan berolahraga yang intensif serta mengubah pola makan. Mamberikan hasil yang sangat memuaskan untuk menghilangkan kegemukan.
  • Olahraga Yang Benar
Maksudnya, melakukan olahraga dengan cara yang benar, teratur, dan jumlah waktu yang sesuai kebutuhan

Perubahan seksual
Dalam hal perubahan seksual orang dewasa awal, akan dibahas tentang: sikap dan tingkah laku heteroseksual, dan homo seksual, menstruasi dan hormon. Tingkah laku paksaan dalam hubungan seksual, dan ganguan seksual.
1. Sikap dan tingkah laku heteroseksual
Adalah hubungan antara lawan jenis atau antara pria dan wanita. Hubungan seksual baru diperoleh setelah menjalani pernikahan. Sikap dan tingkah laku berhubungan seks-seks heteroseksual secara bebas bertentangan dengan nilai moral, baik nilai adat maupun agama.
2. Sikap dan tingkah laku homoseksual
Mengapa ada orang yang melakukan tingkah laku homoseksual? Jawabannya adalah karena lemahnya nilai-nilai moral dan adat istiadat yang mereka anut. Memang ada orang merasa tertarik secara seksual kepada sesama jenis, pria tertarik kepada pria dan wanita tertarik kepada wanita. Ketertarikan seks terhadap sesama jenis kelamin tidak boleh dilakukan dengan hubungan seks. Karena berbahaya bagi kesehatan. Misalnya dapat menderita HIV.
Penyebab tingkah laku homoseksual menurut pakar: Ketringer dan Wilkunson (1995), Barberg dan kawan-kawan (1995) adalah gabungan dari faktor hormon, kognitif dan lingkungan. Masing-masing tidak berfungsi sendiri-sendiri dalam mempengaruhi tingkah laku seksual. Walaupun seorang pria memiliki hormon wanita dia tidak akan melakukan tingkah laku homoseksual kalau akalnya berkembang baik yang mempertimbangkan efek kesehatan, moral dan lingkungan masyarakat yang tidak dapat membenarkan perbuatan tersebut.
Patterson (1995), Gelombok dan tasher (1996) berpendapat bahwa tingkah laku homoseksual bukan disebabkan karena dibesarkan oleh orang tua yang homo atau lesbi. Orang yang tingkah laku heteroseksual pun dapat melahirkan orang homoseksual.
3. Siklus Menstruasi dan hormon
Permulaan masa remaja sampai dengan dewasa pertengahan tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang dikaitkan dengan siklus menstruasi.

Perkembangan Psikis
1. Perkembangan Kognitif
a. Kekhasan Tingkah Laku Kognitif
Orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalahnya. Begitu juga dalam merumuskan hipotesis masalah lebih terarah dengan pertimbangan logika yang makin mantap, karena lebih banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan dibanding dengan remaja. Biasanya orang dewasa awal mulai berfikir yang lebih liberal dan bijaksana dalam mengambil keputusan dan tentang cara memecahkan masalah dan cara berfikirnya mutlak dan optimis yang meluap, mulai berkurang pada masa dewasa awal ini. Pada masa ini terjadi peningkatan kemampuan mempertimbangkan banyak hal dalam menghadapi masalah, sehingga ia bersikap lebih toleransi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Orang dewasa awal seperti ini lebih bijaksana menyelesaikan masalah kehidupan.
Pasa masa dewasa awal terjadi integritas baru dalam berfikir. Dia lebih pragmatis dalam memecahkan masalah bukan hanya berdasarkan analisis logika semata. Orang dewasa lebih mengetahui pentingnya mempertimbangkan unsur non logika dalam memecahkan masalah. Misal dalam pemecahan masalah penyalahgunaan narkoba oleh siswa, terdapat perbedaan cara pemecahan antara remaja dengan orang dewasa awal, antara lain:
  • Menurut remaja
Siswa yang melakukan penyalahgunaan narkoba dikeluarkan saja dari sekolahnya.
  • Menurut orang dewasa awal
Siswa yang melakukan penyalahgunaan narkoba hendaklah dibina dengan cara:
  • Pembekalan pengetahuan tentang berbagai akibat narkoba terhadap kesehatan.
  • Pemberian bimbingan oleh guru BP atau Bk di sekolah bersangkutan.
  • Mengingatkan upaya orang tua siwa bersangkutan untuk mengawasi anaknya.
  • Pemberian kesempatan untuk merasa berpatisipasi dan dikasihi
Menurut Pery (1970) kemampuan berfikir orang dewasa awal lebih berkualitas dibandingkan dengan ketika remaja. Hal ini dapat diketahui sebagai berikut:
  1. Mampu berfikir multiple sebagai perubahan dari berfikir dualistis pada masa remaja. Sewaktu remaja mamandang permasalahan dalam kehidupannya sangat politistik yaitu terpola oleh dua sisi saja, benar salah, baik buruk, aku dia lain-lain. Ketika dewasa orang menyadari bahwa kehidupan ini tidak dapat dipahami dari dua sisi atau pokok yang sempit, tetapi dipahami dari berbagai sisinya dengan multi pandangan. Oleh karena itu orang dewasa awal mampu memahami perbedaan pandangan dari banyak orang dan manfaat untuk memecahkan masalah secara sempurna.
  2. Orang dewasa awal telah mencapai kemamapanan berfikir full relativisme. Kemapuan ini dapat dari cara berfikir mereka yang komprehensif atau luas. Misal: orang dewasa awal memahami bahwa ilmu pengetahuan yang dibuat manusia bukan suatu yang absolute tetapi dapat berubah dan berbeda sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu orang dewasa awal sangat menghargai penemuan baru dan mudah menerima dan melaksanakan pembaharuan.
  3. Orang dewasa awal memiliki efesiensi yang tinggi dalam menguasai ilmu-ilmu baru. lebih mampu memanfaatkan waktu, kesempatan dan sarana yang ada. Semuanya berkaitan dengan peningkatan kualitas berfikir mereka.
  4. Orang dewasa awal mampu menerapkan nilai-nilai yang dikuasai dalam kehidupan, seperti karir, keluarga, dan sosial di masyarakat.
  5. orang dewasa awal memiliki perasaan tanggung jawab yang makin tinggi terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

b. Perkembangan Kreativitas
Kemampuan berfikir atau kognitif sangat erat kaitannya dengan kemampunan kreativitas. Makin tinggi kemampuan kognitif makin kreatif orang tersebut. (Gilmore, 1974)
c. Perkembangan Emosi
Orang dewasa awal yang matang secara emosi dapat dilihat dari kemandirian emosi. Dan orang ini tidak mudah terpengaruhi oleh emosi orang lain. Dan dapat menampakan kontrol emosi yang tinggi seperti sabar dalam menghadapi masalah kesulitan apapun. Juga selalu berfikir positif. Baik pada saat sedang menghadapi masalah ataupun dalam masalah karir.
  • Emosi yang menonjol
Pada masa dewasa emosi yang paling berperan adalah emosi cinta. Emosi cinta merupakan tingkah laku yang bidangnya sangat luas dan kompleks. Pada masa ini ada beberapa jenis cinta yang harus tumbuh dalam diri seseorang, yaitu cinta altruistik, cinta teman sejati, cinta erotik atau romantis dan cinta penuh kasih sayang.
  • Emosi kesepian
Keadaaan perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian. Sebagian orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa tidak ada orang yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesepian dalam kehidupan
orang dewasa adalah :
1. Kurang mendapatkan kasih sayang pada masa bayi dan kanak-kanak
2. Kekurangan waktu dalam membina keakraban dengan sesama atau lawan jenis.
3. Pengalaman yang menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina hubungan akrab atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau kekasih)
4. Kurang keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau dan Perlman : 1982) adalah:
- Mengubah hubungan sosial yang telah ada
- Mengubah keinginan sosial dan kebutuhan
- Cobalah konsultasi kepada konselor untuk mengetahui cara-cara membina hubungan sosial dan mengatasi kesepian.

d. Perkembangan sosial
Dalam perkembangan sosial dewasa awal terjadi pendekatan sosial untuk memilih jodoh. Hal ini ditandai oleh tercapainya kemampuan membina hubungan yang sangat akrab. Dengan lawan jenis (pacaran). Sebaliknya ada orang yang mengalami isolasi yang ditandai oleh ketidakmampuan membina keakraban dengan lawan jenis merasa takut akan ditolak.
White (1970) berpendapat bahwa dewasa awal merupakan periode pembinaan hubungan yang mendalam dengan orang lain. Kecenderungan bentuk hubungan sosial menurut Roberth:
1. orang yang menunjukkan kematangan sosial yang tinggi, terhindar dari sifat-sifat egosentris, memiliki sifat-sifat toleransi yang tinggi, senang menghargai orang lain dan mampu menerima kritikan dari orang lain.
2. ditandai oleh tingkah laku sosial yang suka mementingkan diri sendiri dan mempertahankan identitas diri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Seiringan dengan itu muncul lagi kecenderungan tingkah laku yang disebut deefening of interest yaitu minat yang lebih terarah kepada satu atau dua minat yang ditekuni dengan serius dibandingkan minat masa remaja. Tingkah laku yang muncul pada periode ini adalah humalization of Value yaitu tingkah laku yang bernilai manusiawi.
e. Memilih Pasangan Hidup
Perkembangan pribadi tampak dari kemampuan mengambil keputusan dalam memilih jodoh. Sebelum menikah perlu diketahui ciri-ciri orang yang pantas dijadikan istri atau suami selagi ada peluang untuk menentukan jodoh.
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih jodoh (Lewis, 1973 dan Landis, 1955) yaitu
- Perasaan kebersamaan
- Ketertarikan antara satu dengan yang lain
- Kersamaan latar belakang sosial
- Kemampuan untuk saling mengisi
- Kesiapan untuk menikah
- Memiliki kemandirian ekonomi
- Memiliki kepribadian yang cocok
- Tidak memiliki sifat-sifat buruk
- Tidak mudah cemburu buta
- Beriman
- Mengembangkan Pekerjaan dan Karier
Berkerja merupakan salah satu dimensi kehidupan orang dewasa awal yang sangat penting. Mereka bekerja dengan berbagai alasan, seperti untuk mendapatkan kepuasan pribadi, penghasilan dan status sosial. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh sikap terhadap pekerjaan orang dewasa awal yang matang bersikap menyenangi dan mencintai pekerjaannya dan merasakan perkerjaan adalah suatu yang menggairahkan, bernilai, sosial, dan meningkatkan ego-strengnya. Bakat sangat menentukan sikap orang terhadap pekerjaannya. Pekerjaan yang dipilih seseorang atas dasar bakatnya.

2.3 Masa Usia Pertengahan
Masa dimana menurunnya perubahan-perubahan fisik dan psikis yang jelas nampak pada setiap individu. Masa dewasa madya memiliki karakteristik seperti periode yang sangat ditakuti, merupkan masa transisi, masa stress, merupakan “usia yang berbahaya”, “usia yang canggung”, masa berprestasi, masa evaluasi dengan standar ganda, masa sepi, merupakan masa jenuh. Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst pada masa pertengahan sebagai berikut:
  1. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara
  2. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
  3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
  4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
  5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
  6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
  7. Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua

  1. Fase Dewasa tengah
    Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
    a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (
Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (
Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
a) Pencapaian tanggung jawab sosial orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b. Tahap-tahap perkembangan
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.

2.4 Dewasa Akhir
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1.   Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2.   Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3.   Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang merasa tidak berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Perkembangan dewasa akhir
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Schaie & Willis (1991) menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa seseorang sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama persis yang dapat diterapkan pada semua orang. Hurlock (1990) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
1. Kehidupan keluarga
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia, Old, dan Feldman (1998) masa usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20 hingga 40 tahun. Hal ini dapat diartikan sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk memasuki dunia pernikahan dan dan membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Huvigurst (dalam Hurlock, 1990) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi karakteristik masa dewasa awal adalah mulai memilih pasangan hidup dan mulai bekerja.
Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak (Papalia & Old, 1998).
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini merupakan masa adaptasi dengan kehidupan, sekitar usia 20-30 individu dewasa awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai kemandirian, menikah, mempunyai anak dan membangun persahabatan yang erat.

2. Kehidupan pekerjaan dan karier
Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.
Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
  • Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
  • Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
  • Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya
Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.

3. Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja
Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
  • Masalah seksual
  • Kurangnya dukungan dari keluarga
  • Gaji yang kecil
  • Pekerjaan yang monoton
  • Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
  • Ada masalah dengan atasan
  • Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan
  • Adanya target produksi, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar