Jumat, 27 Februari 2015

MENINGIA

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf yang halus itu, membawa pembuluh darah kedalam saraf, dan dengan sekresi sejenis cairan, yaitu cairan serebro-spinal memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri atas tiga lapis:
Pia mater yang menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat tadi menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
Araknoid merupakan selaput halus yang memisahkan pia mater dari dura mater.
Dura mater yang padat dan keras, terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu, tempat sinus-venus terbentuk, dan tempat dura mater membentuk bagian-bagian berikut: Falks serebri yang terletak diantara kedua hemisfer otak. Tepi atas falk serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior yang menyalurkan darah keluar falks serebri. Tentorium serebeli memisahkan serebelum dari serebrhum.
            Diafragma selae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi sela tursika, yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis.

Meningitis adalah peradangan pada menigia, yang mempunyai gejala-gejala berupa bertumbuhnya jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal (CSF). Infeksi yang terjadi mungkin disebabkan bakteri atau virus; dan diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksa cairan serebro-spinal yang diambil melalui pungsi lumbal.

Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama lain. Ke dalam rongga-rongga itulah pleksus koroid menyalurkan cairan serebro-spinal. Pleksus koroid dibentuk jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi bagian pia mater yang membelok ke dalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro-spinal.
            Kedua vantrikel lateral, masing-masing berada pada tiap hemisfer, otak, bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus. Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat, yang terdapat diantara serebelum, pons, dan medula oblongata, melalui saluran kecil, akuaduktus serebri. Celah-celah pada atap ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subaraknoid yang mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang.
            Cairan serebro-spinal adalah hasil sekresi pleksus koroid (lihat gambar 202). Cairan ini bersifat alkali, bening, mirip plasma. Tekanannya adalah 60 sampai 40 mm air.


Gambar 202.Garis-garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruang-ruang yang berisi cairan- ruang subaraknoid, ventrikel, dan kanalis spinalis- yang berada di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

Sirkulasi cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan pleksus koroid ke dalam ventrikel-ventrikelyang ada di dalamotak; cairan itu masuk ke dalam kanalis sentralis sumsum tulang belakang dan juga ke dalam ruang subaraknoid melaui celah-celah yang terdapat pada ventrikel keempat.
            Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan di atas seluruh permukaan otak dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi araknoid pada sinus sagitalis superior (lihat gambar 202).
            Karena susunan ini, bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat halus terletak diantara dua lapisan cairan – lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi dari ventrikel-ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar yang berada dalam ruang subaraknoid. Dengan adanya kedua “bantalan air” ini, sistem persarafan terlindung dengan baik.
           
Fungsi cairan serebro-spinal. Cairan ini bekerja sebagai buffer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang, menghantarkan makanan ke jaringan sistem saraf pusat.

Pungsi lumbal. Karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebra lumbalis pertama atau keduadan ruang subaraknoid memanjang terus hingga ketinggian vertebra sakralis kedua, contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan menyuntikkan jarum pungsi lumbal ke dalam ruang subaraknoid diantara titik-titik tersebut, dan tindakan ini disebut punsi lumbal.

            Pemeriksaan cairan serebro-spinal yang dilakukan dengan cara itu dapat mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan perdarahan subaraknoid pada otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar