Overthinking adalah kondisi di mana pikiran terus berputar, menganalisis, dan membayangkan skenario negatif tanpa henti. Meski terlihat seperti “berpikir mendalam,” overthinking justru memperkuat kecemasan dan membuat individu merasa terjebak dalam ketidakpastian.
π Ciri-Ciri Overthinking yang Memicu Kecemasan
Mengulang-ulang kejadian masa lalu dan menyesali keputusan
Membayangkan skenario buruk yang belum tentu terjadi
Sulit mengambil keputusan karena takut salah
Merasa lelah secara mental meski tidak melakukan aktivitas fisik
Pikiran terasa “bising” dan sulit dikendalikan
π§ Overthinking sering kali muncul sebagai bentuk coping yang tidak efektif terhadap rasa takut dan ketidakpastian.
π Apa Kata Penelitian?
“Overthinking atau ruminasi berhubungan erat dengan peningkatan gejala kecemasan dan depresi,” tulis Nolen-Hoeksema dalam Journal of Abnormal Psychology (2000).
Studi oleh McLaughlin et al. dalam Clinical Psychology Review (2007) menunjukkan bahwa individu yang cenderung ruminatif memiliki respons stres yang lebih intens dan pemulihan emosional yang lebih lambat.
Penelitian lokal oleh Wulandari & Prasetyo (2023) dalam Jurnal Psikologi Kognitif Indonesia menemukan bahwa mahasiswa dengan skor tinggi pada skala overthinking menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan kesulitan dalam pengambilan keputusan akademik.
✅ Strategi Mengelola Overthinking
Latihan mindfulness: Fokus pada momen saat ini untuk menghentikan aliran pikiran berulang
Jurnal pikiran: Tuliskan isi pikiran dan tantang asumsi negatif yang muncul
Terapkan batas waktu berpikir: Misalnya, beri waktu 10 menit untuk merenung, lalu lanjutkan aktivitas
Gunakan teknik “thought stopping”: Katakan “cukup” secara mental saat pikiran mulai berputar
Alihkan perhatian ke aktivitas fisik atau kreatif: Jalan kaki, menggambar, atau mendengarkan musik
Kesimpulan Overthinking bukan tanda kecerdasan, tapi sinyal bahwa pikiran butuh istirahat. Dengan strategi yang tepat, kita bisa keluar dari lingkaran pikiran berlebihan dan kembali ke kehidupan yang lebih tenang dan produktif.
π Referensi:
Nolen-Hoeksema, S. (2000). The role of rumination in depressive disorders and mixed anxiety/depressive symptoms. Journal of Abnormal Psychology
McLaughlin, K. A., et al. (2007). Ruminative thinking and its relation to anxiety and depression. Clinical Psychology Review
Wulandari, S., & Prasetyo, H. (2023). Overthinking dan Kecemasan Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologi Kognitif Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar