Jumat, 18 Desember 2015

TEORI BELAJAR MENURUT SKINNER-3

sumber: en.wikipedia.org



Prinsip-prinsip pengkondisian dan belajar skinner
Ada dua prinsip dasar dari pengkondisian, yaitu pengkondisian klasikal dan pengkondisian operant/instrumetal.

1. Pengkondisian klasikal (classical conditioning)
Prinsip ini pertama kali diusulkan oleh Ivan Pavlov yang pada dasarnya mengatakan bahwa sebuah stimulus yang memunculkan sebuah respon dipasangkan dengan stimulus lain yang pada saatnya nanti menghasilkan respon yang sama. Dengan kata lain, kita dapat menyebut bahwa operasi dan respon kedua dikondisikan untuk terjadi. Mari kita ambil contoh dengan mengobservasi anjing. Ketika ditampilkan sepotong daging, anjing mulai mengeluarkan air liur. Sekarang kita coba bunyikan bel sesaat kita tampilkan daging. Pada awalnya, anjing mengeluarkan air liur hanya saat daging ditampilkan. Namun setelah beberapa kali penampilan, anjing tersebut akan mengeluarkan air liur saat bel dibunyikan (sebelum daging ditampilkan). Agen penguat di sini adalah daging yang berfungsi sebagai penguat positif karena penampilan daging meningkatkan kesempatan respon yang diinginkan untuk muncul.

Lalu apa yang terjadi jika kita menghentikan penampilan daging dan hanya membunyikan bel? Untuk sesaat, anjing tetap akan mengeluarkan air liur terhadap bel, namun lama kelamaan akan terus berkurang hingga akhirnya berhenti mengeluarkan air liur. Proses tersebut dinamakan extinction (pemusnahan). Hal tersebut menunjukkan perlunya melanjutkan penguatan, karena tanpa penguatan (paling tidak saat-saat tertentu), perilaku yang tidak otomatis (bukan refleks) akan menghilang perlahan.

2. Pengkondisian operan/instrumental
Pengkondisian ini pertama kali diselidiki secara sistematis oleh E. L. Thorndike. Teori Skinner berusaha menegakkan tingkah laku lewat studi mengenai belajar secara operan. Suatu operan adalah memancarkan, artinya suatu organisme melakukan sesuatu tanpa perlu adanya stimulus yang mendorong. Suatu reaksi sebagai kontras dari responden, yaitu suatu tingkah laku yang dipelajari dengan teknik pengkondisian Pavlovian. Operan dapat dipelajari bebas dari kondisi-kondisi perangsang yang membangkitkan. Organisme selalu dalam proses “operating” dalam lingkungannya. Artinya organisme tersebut selalu melakukan apa yang dilakukannya. Selama “operating”, organisme tersebut akan bertemu dengan stimulus-stimulus, yang disebut reinforcing stimulus (stimulus penguat).
Stimulus-stimulus tersebut mempunyai pengaruh dalam menguatkan “operant” – tingkah laku yang muncul sebelum reinforcer. Jadi yang dimaksud dengan operant conditioning adalah sebuah tingkah laku diikuti dengan sebuah konsekuensi, dan konsekuensi-konsekuensi tersebut dapat merubah kecenderungan organisme untuk mengulang tingkah laku tersebut di masa datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar