Selasa, 22 Desember 2015

TEORI BELAJAR MENURUT CARL ROGER

sumber: www.istanbulpdr.com
Salah seorang tokoh psikologi humanistik adalah Carl Rogers, seorang ahli psikoterapi. la mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Tidak itu saja, siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang ia ambil atau pilih.
Dalam belajar demikian, anak tidak dketak menjadi oran lain melainkan dibiarkan dan dipupuk untuk menjadi dirinya sendiri. la tidak direkayasa agar terikat kepada orang lain, bergantung kepada pihak lain dan memenuhi harapan orang lain. la dibiarkan agar tetap bisa menjadi arsitek buat dirinya sendiri.

Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar humanistik sebagai berikut :
a.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan suatu hal yang bersifat alamiah bagi manusia. Ini disebabkan adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia dengan segala isinya. Hasrat ingin tahu yang demikian terhadap dunia sekelilingnya, menjadikan penyebab seseorang senantiasa berusaha mencari jawabannya. Dalam proses mencari jawaban inilah, seseorang mengalami aktivitas-aktivitas belajar.
b.      Belajar bermakna.
Dalam pandangan psikologi humanistik makna sangat penting dalam belajar. Seorang beraktivitas atau tidak senantiasa akan menimbang-nimbang apakah aktivitas tersebut menipunyai makna buat dirinya. Sebab, sesuatu yang tak bermakna bagi dirinya, tentu tidak akan ia lakukan.
c.       Belajar tanpa hukuman.
Hukuman memang dapat saja membuat seseorang untuk belajar. Tetapi, hasil belajar demikian tidak akan bertahan lama. la melakukan aktivitas sekedar menghindari ancaman hukuman. Pada hal, manakala hukuman tak ada, aktivitaspun tidak akan dilakukan. Oleh karena itu, agar anak belajar justru harus dibebaskan dari ancaman hukuman.
Belajar yang terbebas dari ancaman hukuman demikian im menjadikan penyebab anak bebas melakukan apa saja, mencoba-coba sesuatu yang bermanfaat buat dirinya. mengadakan eksperimentasi-eksperimentasi hingga anak dapat menemukan sendiri mengenai sesuatu yang baru. Kreativitas anak dalam belajar yang bebas dari ancaman hukuman dengan sendirinya juga akan meningkat.
d.      Belajar dengan inisiatif sendiri.
Belajar dengan inisiatif sendiri pada diri pembelajar sebenamya menyiratkan betapa tingginya motivasi internal yang dipunyai. Pembelajar yang banyak berinisiatif tatkala belajar, senantiasa mencari cara-cara hingga dia berhasil dalam belajarnya. Inisialif yang lahir dari diri sendiri im juga menunjukkan rendalmya dependensi pembelajar terhadap orang lain. la akan bebas melakukan apa saja dalam belajarnya. dan tidak terikat oleh rekayasa-rekayasa yang berasal dari lingkungannya. Pada diri pembelajar yang kaya inisiatif, terdapat kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri serta berusaha menimbang-nimbang sendiri mana hal yang baik bagi dirinya. la akan berusaha dengan totalitas pribadinya untuk mencapai sesuatu yang ia cita-citakan.
e.       Belajar dan perubahan.
Dunia terus berubah, dan siapapun di dunia ini tak ada yang dapat menangkal perobahan. Oleh karena itu, pembelajar haruslah dapat belajar dalam segala kondisi dan situasi yang serba berubah. Kalau tidak, ia akan terlindas oleh perubahan.
Dengan demikian, belajar yang sekedar mengingat fakta, menghafal sesuatu, dipandang tidak cukup. Orang harus dapat menyesuaikan dalam sebuah dunia yang senantiasa berubah.
Dalam bukunya freedom to learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting, di antaranya adalah :

  1.  Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
  2.  Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter di rasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri.
  3. Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
  4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebilh mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman- ancaman dari luar itu semakin kecil
  5.  Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar
  6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
  7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung-jawab terhadap proses belajar itu.
  8. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan basil yang mendalam dan lestari.
  9. Kepercayaan tehadap diri sendiri, kemerdekaan. kreativitas lebih mudah dicapai terutama siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan penilaian diri orang lain merupakan cara kedua yang penting.
  10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar. suatu keterbukaan yang terus-menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Adapun hukum-hukum belajar menurut psikologi adalah sebagai   berikut :
a.       Hukum kesamaan (law of similarity). Menurut hukum ini, sesuatu yang sama cenderung membentuk satu kesatuan. Perhatikan gambar berikut ini:
$   Y   @   h
$   Y   @   h
$   Y   @   h
b.      Hukum penuh makna (law of pragnanz). Menurut hukum ini, pengamatan terhadap sesuatu objek cenderung dikaitkan dengan makna objek tersebut bagi seseorang. Makna objek tersebut bagi seseorang, bisa berupa bentuknya, ukurannya, warnanya dan sebagainya.
c.       Hukum kedekatan ( law of proximity ). Menurut hukum ini, sesuatu yang berdekatan cenderung membentuk satu kesatuan, periksa gambar berikut ini
||           ||          ||          ||
||           ||          ||          ||
                                                            ab        cd        ef         gh
d.  Hukum ketutupan (law of closure ). Menurut hukum ini, hal-hal yang tertutup membentuk suatu kesatuan. Perhatikan gambar berikut
ù           é  ù             é  ù            é
½         ½  ½            ½  ½          ½
û           ë  û             ë  û           ë
a          b  c             d  e           f
e. Hukum-hukum kontinyutas ( law of goof continuation )
Menurut hukum ini, hal-hal yang merupakan kontinyuitas membentuk suatu kesatuan.

Menurut psikologi gestalt, wawasan atau yang lazim disebut sebagai insight dipandang sebagai inti belajar. Oleh karena itu, dalam belajar yang mestinya ditanamkan adalah pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar