Kamis, 21 Desember 2023

Bahayakah Melamun?

    Psikologi-Zone.Bahayakah Melamun?: ini pendapat beberapa ahli, bahwa semua orang dapat melamun. Sekitar lima puluh hingga tujuh puluh persen waktu kita dihabiskan untuk melamun. Dalam proses mencapai tujuan tertentu, lamunan adalah sebuah kondisi mental yang bermanfaat. Reaktivitas emosi seseorang dan kondisinya memengaruhi isi dari lamunan. 

    Ambang sadar membedakan kesadaran dari ketidaksadaran. Kondisi kesadaran dan ketidaksadaran individu memengaruhi ambang sadar yang berubah-ubah. Sebagai contoh, ketika Anda melamun saat menunggu seseorang, Anda sadar bahwa Anda menunggu, dan apa yang terjadi dalam lamunan adalah hal-hal yang terjadi dalam alam bawah sadar atau ketidaksadaran, karena melamun masuk ke wilayah ambang sadar.  

    Saat Anda tetap dapat mengendalikan diri Anda dan sedang melamun, Anda mudah tersadarkan atau menanggapi sapaan teman anda dengan cepat. Namun, ketika lamunan anda sangat dalam, Anda menjadi terkaget-kaget atau bahkan kebingungan ketika teman anda menyapa Anda, karena saat itu Anda masuk ke dunia yang Anda buat sendiri.
    Lalu, bahayakah melamun?, melamun dapat berbahaya ketika sobat mengalami melamun yang maladaktif. Penggunaan lamunan imersif yang berlebihan yang ditandai dengan pengalaman fantasi yang sangat menyerap sehingga menjadi fokus kesadaran yang disukai, mengorbankan kehidupan nyata, dikenal sebagai lamunan maladaptif (MD). 
    Melamun maladaktif adalah gangguan melamun, dan gangguan tersebut bisa sangat mengganggu, sehingga orang dengan gangguan tersebut mungkin dapat berhenti terlibat dengan orang lain atau dengan tanggung jawab mereka. 
    Mereka yang mengalami gangguan melamun dapat disebabkan karena mereka mungkin menghindari kenyataan dan sepenuhnya terlibat dengan asyiknya dalam dunia lamunan mereka sendiri. 
    Mereka mungkin secara tidak sadar bertindak atau berbicara seperti karakter dalam lamunan mereka. Ada yang memiliki lamunan yang sangat rinci dan luar biasa, sementara yang lain memiliki versi lamunan yang ideal. Salah satu cara untuk mengatasi trauma adalah melamun maladaptif, karena pengalaman di dalam diri kita mungkin lebih aman daripada pengalaman di luar. Misalnya, orang lebih cenderung melamun dengan cara yang tidak adaptif. 
    MD seringkali dikaitkan dengan skizofrenia, tetapi keduanya cukup berbeda. Seseorang yang mengalami MD secara sadar mengalami khayalan atau imajinasi selama lamunannya. Ini berbeda dengan orang yang menderita skizofrenia yang tidak dapat membedakan antara khayalan dan realitas.

Penyebab MD
    Kondisi ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Namun, mereka yang pernah mengalami kecemasan, stres, atau trauma sering mengalaminya. Selain itu, terlalu banyak melamun juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

  • Merasa sulit untuk menghentikan melamun karena percaya bahwa itu memiliki efek positif. Misalnya, percaya bahwa itu membantu mengurangi stres atau mengisi waktu kosong.
  • Seringkali larut dalam pikiran sendiri sampai mengabaikan tanggung jawabnya di dunia nyata.
  • Merasakan keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang membuatnya merasa tidak nyaman di dunia nyata, seperti akibat perundungan
  • Memanfaatkan lamunan untuk mencari solusi untuk masalah.


Berikut ini adalah beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan maladaptive daydreaming:
  • Obsessive-compulsive disorder (OCD)
  • gangguan kecemasan
  • Depression
  • ADHD (gangguan perhatian deficit hyperactivity).
  • Gangguan disosiatif adalah suatu kondisi yang ditandai dengan ketidaksesuaian hubungan antara ingatan, pikiran, perilaku, dan identitasnya.


Gejala MD
    Beberapa hal dapat menyebabkan MD, seperti tontonan, gambar/foto, suara, aroma, atau permainan (game). Di antara gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita adalah sebagai berikut:
  • Menunjukkan reaksi fisik saat melamun, seperti gerakan tubuh dan perubahan mimik wajah.
  • Melamun membuat Anda lebih bahagia.
  • Saat melamun, sulit untuk berkonsentrasi dan fokus.
  • memiliki keinginan yang kuat untuk terus melamun.
  • Sangat sulit untuk tidur di malam hari.
  • Tidak bisa mengontrol keinginan untuk melamun, dan dia merasa malu.
  • Diminta untuk melakukan sesuatu atau dilarang melamun membuat Anda marah.
  • kesulitan menghentikan kebiasaan melamun, meskipun sudah menyadari bahwa itu adalah kebiasaan yang tidak baik.
  • menolak berinteraksi dengan orang lain karena dianggap dapat mengganggu aktivitas lamunannya
    Nah itu sobat tentang bahaya melamun yang perlu untuk diketahui. Jadi, jangan banyak melamun ya...dan usahakan tetap fokus dalam melakukan suatu kegiatan.😊😊

Referensi:

  1. Ekalava, Raden Mas Nuh. (2021). Melamun: Sebuah Studi Fenomenologi. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
  2. Maladaptive Daydreaming: Penyebab, Gejala dan Cara Menngatasi. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-maladaptive-daydreaming
  3. Somer, Eli. 2018. Maladaptive Daydreaming: Ontological Analysis, Treatment Rationale; a Pilot Case Report. Frontiers in the Psychotherapy of Trauma and Dissociation. 1(2):1-22


Tidak ada komentar:

Posting Komentar